Celoteh Zahra (9) : Membuat Donat


Salah satu aktivitas yang Zahra (4 tahun) sukai adalah membantu mamah di dapur, terutama saat membuat kue. Mamah bukanlah orang yang rajin dan pandai membuat kue. Tapi sesekali (jarang) mencoba membuat pizza dan donat. Tentunya Zahra suka mencampur bahan-bahannya dan mengacak-acak adonannya. Kalau sudah siap, Zahra melatih diri membentuk adonan tersebut menjadi bulat pipih (untuk pizza) dan bulat berlubang (untuk donat).

Kala itu, Zahra begitu kebelet ingin membuat donat. Walaupun sebenarnya letih, akhirnya mamah pun beranjak diri untuk membuat donat. Tokh, bahan-bahannya sudah lengkap, pikir mamah. Satu per satu pun bahan disiapkan. Zahra dengan antusias mencampur bahan-bahan tersebut, hingga mamah bingung karena tidak menemukan fermipan (ragi instan). Dicari, dicari, dan dicari. Mamah yakin masih memiliki fermipan. Terbayang bungkus kecilnya berwarna coklat bergambar roti. Tapi kok tidak ada?

"Zahra....yaahhh....kok ragi instannya tidak ada.....?" mamah mulai cemas.

Zahra terdiam menangkap kecemasan mamah. "Aku mau buat donaat...," kata Zahra.

Mamah tetap mencari-cari, tidak percaya kalau di dapurnya tidak ada ragi instan sedikit pun.

"Zahra, ragi instannya tidak ada. Kita tidak bisa membuat donat... Aduh, mamah sediih..." kata mamah.

"Aku juga sediih.... Aku mau buat donaat.... Tidak usah pake ragi instan...," respon Zahra.

"Ya tidak bisa, Zahra. Donat 'kan harus pake ragi instan. Kalau tidak pake, ya tidak jadi donat. Nanti ya, tunggu bapak pulang. Nanti minta tolong bapak untuk beli ragi instan dulu..." jelas mama.

Zahra tampak kecewa karena keinginannya menggebu-gebu membuat donat dan mengacak-acak adonan pupus sudah.

Mamah pun pasrah karena memang tidak bisa menemukan fermipan. Mamah mengembalikan isi laci dapur tersebut ke tempat semula. Masih penasaran, mamah membuka toples plastik mungil.

"Zahraaaa..... Sudah ketemu!! Ragi instannya ada! Kita bisa membuat donat...!!"

Ternyata mamah memang masih punya ragi instan, tapi bukan merk fermipan, dan tidak dalam bungkusan khas fermipan berwarna coklat. Mamah ingat, bahwa bungkusan ragi instannya robek, kemudian memindahkannya ke toples mungil.

"Terima kasih, mamah, sudah tidak membuat Zahra sedih lagiii....!" teriak Zahra dengan riang dan penuh kebahagiaan. Terpancar senyuman yang indah ke arah mamah dengan mata berbinar-binar.

Mamah tersenyum mendengarnya. Melihat kebahagiaan yang terpancar dan ucapan terima kasih yang begitu tulus. Sungguh polosnya anak ini, pikir mamah...

Akhirnya, dengan semangat '45 Zahra menguleni adonan bersama mamah. Well, setelah kejadian donat itu, mamah terkapar di tempat tidur selama 2 hari karena terlalu letih....

^_*

Doha, 23 Jumadil Tsani 1432 H / 27 Mei 2011