Celoteh Zahra* (11)

Tentang Kerbau

"Mamah, kerbau itu apa sih?" tanya Zahra tiba-tiba ketika kami sedang berjalan di depan sebuah pertokoan beberapa minggu yang lalu.

Aah.... saya baru ngeh kalau selama ini saya lupa mengenalkan kerbau kepada Zahra !

----

Tentang Ghibah

Beberapa hari setelah kejadian di atas, pada waktu saya sedang sholat maghrib, zahra menghampiri saya. Ditunggunya saya hingga selesai. Setelah sholat maghrib rampung, Zahra mulai bicara dan bertanya ini dan itu. Saya memanfaatkan momen tersebut untuk memberi khasanah pengetahuan kepadanya dengan mengulangi "pelajaran" yang pernah berikan kepadanya seperti apa itu amal sholeh dan contoh-contohnya serta apa itu maksiat dan contoh-contohnya. Karena Zahra terlihat cukup paham, saya tambahkan khasanah baru, yaitu tentang ghibah.

"Mama mau cerita tentang ghibah....", saya pun mulai "pelajaran". "Ghibah itu..... (bla...bla...bla...)." seraya memberi contoh-contoh yang dekat dengannya.

Seperti biasa, Zahra selalu senang mendengar mamahnya "bercerita". Jarang-jarang mamahnya secara sukarela bercerita (tanpa diminta).

"Zahra ngerti?" tanya saya. (Saya lupa apakah Zahra menjawab atau mengangguk saja. Yang jelas, kesimpulan di benak saya, Zahra waktu itu cukup paham).

Tanpa diminta, Zahra mencoba membuat resume "pelajaran" yang diberikan mamahnya, mulai dari syirik, mencuri, berbohong, dst. Bahasanya sih amburadul, loncat ke sana ke mari. Saya biarkan saja, sampai kemudian Zahra bertanya,

"Mamah, ghibah itu rumahnya dimana....?"

Hahahaha..... pecahlah tawa saya seketika itu (:

*) Usia Zahra 4 tahun 7 bulan

Finding Facts with Zahra : Bee & Honey

Zahra found it so awesome to know that honey comes from bees. That bees make journey from flowers to flowers to gather the honey. The human put the honey in a special containers, sell them at supermarket, bought by mommy, and finally consumed by Zahra.

Zahra loves bees, not only because they produce honey, but also because they are small cute animals with special yellow stripes. On top of that, Allah mention this animal in our Noble Qur'an. Zahra knew then that there is one Surah named An-Nahl, meaning "bee".

"Aku sayaaaaaaang pada lebah !" that's what Zahra said eversince.

Berani Tidur Sendiri

Membiasakan anak tidur di kamar sendiri barangkali tak bisa semalam jadi. Kuncinya kesabaran dan rasa cinta Anda.
Memang tak mudah bagi orangtua untuk membuat anak mau tidur sendiri. Apalagi, jika sejak kecil tidak dibiasakan. Padahal, tidur di kamar sendiri bisa membangun kemandirian dan rasa percaya diri anak.
Mengajarkan anak tidur sendiri sebetulnya bisa diajarkan sejak dini. Caranya sebelum usia setahun, anak tidur sendiri di dalam boksnya. Baru di usia dua tahun, orangtua bisa mulai mengajarkan anak tidur di kamarnya sendiri. Sebab di usia ini, ego anak mulai berkembang sehingga mereka mulai memiliki rasa memiliki dan bisa diajarkan tentang ruang pribadi.
Kemungkinan anak memang akan merasakan perasaan tidak nyaman (separation anxiety ) ketika ia mulai diajarkan tidur sendiri. Apalagi jika sebelumnya anak tidur bersama Anda dalam jangka waktu yang lebih lama, maka mereka akan semakin tergantung pada kehadiran Anda. Padahal, masa-masa ini merupakan masa-pembentukan karakter anak. Anda sebaiknya terus berada di samping mereka secara emosi dan secara fisik, melihat dunia dari sudut pandang mereka, dan memahami kesulitannya.
Berikut beberapa hal yang harus dilakukan orangtua ketika mulai mengajarkan Si Kecil mau dan berani tidur di kamarnya sendiri.
1. Siapkan kamar tidur anak senyaman dan seaman mungkin. Gunakan warna-warna lembut, seprai dan selimut yang nyaman. Anda bisa juga sediakan buku-buku bacaan untuk pengantar tidur anak.
2. Luangkan waktu untuk mengatur kamar anak bersama anak. Berikan keleluasaan pada anak untuk mengatur kamarnya. Dari mulai dekorasi, barang-barang, hingga posisinya.
3. Beri anak pujian atau hadiah bila mereka menyiapkan kamar tidurnya sendiri atau jika mereka sudah berani tidur sendiri. Ini akan membantu meningkatkan rasa percaya diri mereka.
4. Sebisa mungkin cukupi kebutuhan minum anak sebelum tidur, sehingga anak tidak terbangun karena haus. Tapi ingat, anak sebaiknya juga jangan terlalu banyak minum supaya tidak sering terbangun untuk buang air kecil.
5. Dongeng sebelum tidur atau obrolan sebelum tidur akan membantu anak merasa tenang dan aman. Jangan lupa, peluk mereka sebelum tidur.
6. Tak ada salahnya Anda menemani tidur di kamar anak, khususnya pada awal-awal anak tidur sendiri. Tujuannya, agar anak merasa aman pada saat mereka terbangun. Pelan-pelan, tinggalkan anak untuk tidur sendiri sepenuhnya.
7. Bangunkan anak di pagi hari dengan pelukan. Tunjukkan betapa Anda bangga pada mereka karena telah berani tidur sendiri di kamarnya.

>> Agar Anak Tidur Nyenyak
1. Yang pertama harus Anda lakukan adalah fokus pada awal anak berangkat tidur. Jika fase berangkat tidur ini lancar, biasanya yang lain juga tak masalah.
2. Luangkan waktu untuk menurunkan “tensi” aktivitas anak. Hindari permainan-permainan fisik yang menguras tenaga anak, memutar film horor atau menyeramkan, atau aktivitas lain yang akan menstimulasi anak. Ingat, anak bukanlah orang dewasa yang mampu membuang hal-hal lain sebelum berangkat tidur.
3. Lakukan rutinitas. Misalnya, membiarkan anak membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan sebelum tidur. Ini akan membuat anak merasa nyaman sehingga tidurnya tidak terganggu.

>> Kok, Balik ke Kamar Mama?
Bagaimana jika anak sudah terbiasa tidur di kamarnya sendiri, tapi tiba-tiba ia kembali ke kamar tidur Anda dan ingin tidur bersama Anda?
1. Bisa saja anak memang belum mengantuk. Sebab di usia lima tahun, anak membutuhkan lebih banyak waktu untuk tidur ketimbang orang dewasa. Atau, anak tidak terlalu aktif atau sudah tidur pada siang harinya, sehingga mereka tidak mengantuk pada malam hari. Kalau ini yang terjadi, ajak anak untuk sedikit beraktivitas supaya letih dan mengantuk, atau kurangi waktu tidur siangnya.
2. Timbulnya perasaan tak aman. Misalnya, jika anak sudah masuk usia sekolah. Bisa jadi ia stres karena tugas atau situasi di sekolahnya. Rasa cemas atau takut ini juga bisa muncul dari situasi di rumah, dari mulai punya adik, baru pindah rumah, perceraian atau pertengkaran orangtua, dan sebagainya.
3. Mimpi buruk juga kerap membuat anak takut tidur. Seperti mimpi tentang makhluk mengerikan, makhluk angkasa luar, binatang buas akan terkesan seperti nyata bagi anak-anak. Pasalnya mereka berada pada usia di mana mereka tengah belajar membedakan antara imajinasi dan kenyataan. Mimpi buruk bahkan kerapkali membuat anak tak lagi mau tidur di kamar dimana ia bermimpi. Coba tanyakan apa yang membuatnya takut. Biarkan ia menceritakan mimpi buruknya. Setelah selesai, tawarkan ia solusi, misalnya membaca doa atau menyalakan lampu. Sebisa mungkin biarkan anak tetap tidur di kamarnya sendiri.
Mimpi buruk juga bisa terjadi bila anak kecapaian. Cari tahu, apakah siang harinya anak memang terlalu banyak beraktivitas. Jika ya, buatlah jadwal untuk mengatur waktu tidur anak, sehingga ia tak lagi kecapaian.
4. Beberapa hal kerap luput dari perhatian orangtua sehingga anak tak nyenyak tidur di kamarnya sendiri. Anak, seperti halnya orang dewasa, sangat sensitif terhadap hal-hal kecil di lingkungan kamarnya. Kamar yang terlalu pengap, terlalu dingin, terlalu terang, terlalu berisik, kasur yang terlalu keras, seprai yang terlalu lama tidak diganti, bisa menjadi alasan anak enggan tidur di kamarnya sendiri.
Bahkan, hal-hal seperti kamar yang terlalu jauh dari kulkas, sehingga anak butuh waktu untuk mengambil minum saat terbangun di malam hari, acapkali membuat anak jadi malas tidur di kamarnya sendiri.
5. Yang tak boleh diabaikan adalah bila anak menunjukkan gejala-gejala medis ketika ia sulit tidur. Serangan asma atau muntah pada malam hari bisa membuat anak takut tidur sendiri. Orangtua harus waspada terhadap situasi ini, sehingga bisa mencari solusi yang tepat.
Untuk masalah yang lebih ringan, orangtua harus meyakinkan anak bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sekaligus membuatnya mau tidur lagi di kamarnya sendiri. Perhatian orangtua juga menjadi faktor yang sangat membantu. Boleh juga bila orangtua secara berkala menjenguk Si Kecil di kamarnya dan menemaninya tidur lagi bila ia terbangun.
Hasto Prianggoro/Berbagai Sumber
http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Anak/Berani-Tidur-Sendiri