Biografi Singkat Abu Bakr ash-Shiddiq


Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:

Di bawah ini kami ketengahkan sebuah cuplikan dari sejarah hidup seorang tokoh dan pahlawan umat Islam, seorang shahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang mulia, agar kita bisa mengambil pelajaran dan ibroh dari perjalanan hidupnya.

Shahabat Rasulullah ini mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah, seperti perang Badar, Uhud dan perang Khandak serta berbagai perang lainnya yang sangat menentukan dalam sejarah kaum muslimin. Beliau tidak pernah berpisah dengan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam baik saat berada dalam negeri atau keluar musafir. Beliau lahir dua tahun enam bulan setelah tahun gajah, beliau telah meminpin para shahabat shalat berjama’ah saat sakitnya Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sebelum wafatnya beliau. Dia termasuk orang yang paling dicintai oleh Beliau, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam menikahi anaknya, dan dia termasuk orang yang pertama masuk Islam dari kalangan kaum lelaki, dan salah seorang tokoh yang diberi kabar gembira memasuki surga serta dia adalah orang terbaik dari golongan umat Islam setelah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Dialah orang yang pernah menemani Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam saat bersembunyi di dalam gua, dan beliau telah mendapat kemuliaan bisa menemani Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam pada peristiwa hijrah dan Allah subhanahu wa ta’ala telah menurunkan sebuah ayat yang tetap akan didengungkan sampai hari kiamat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (artinya) :

“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua” . (QS. Al-Taubah: 40).

Umar Ibnul Khattab berkata, “Seandainya keimanan Abu Bakr ditimbang dengan keimanan seluruh umat ini maka akan lebih berat keimanan Abu Bakr”. Dia adalah orang yang jujur dari umat ini. Namanya adalah Abdullah bin Abi Quhafah Utsman bin Amir bin Amru Al-Qurasy dan umat ini telah sepakat untuk memberikan gelar padanya dengan kata ash-Shiddiq, sebab dialah orang yang segera membenarkan Nabi Muhammad SAW dan Aisyah pernah berkata tentang bapaknya, “Bapakku orang yang berkulit putih, langsing dan berpipi tipis, sedikit bungkuk dan bermata cekung”.

Banyak hadits Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam yang menjelaskan tentang keutamaan pribadi shahabat ini, dia adalah manusia terbaik di kalangan umat Islam setelah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Di antara hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan shahabat Abu Bakr ash-shiddiq adalah sebuah hadits di dalam kitab shahih Muslim dari riwayat Aisyah menjelang akan wafatnya Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam: “Pangillah Abu Bakr, bapak dan saudaramu, sehingga aku menulis sebuah pesan, sungguh aku khawatir jika ada orang yang berangan-angan dan seseorang berkata: Aku yang lebih utama dan Allah dan orang-orang yang enggan beriman kecuali kepada Abu Bakr”.[1]

Para ulama berkata, “Di dalam hadits ini dijelaskan bahwa Ashiddiq adalah shahabat yang paling utama secara umum, dan orang yang paling berhak mendapatkan tampuk khilafah dan orang yang paling utama mengimami kaum muslimin.

Dirwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahih keduanya disebutkan pada sebuah riwayat dari Abi Sa’id Al-Khudri RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling aku percayai untuk menjaga harta dan persahabatannya serta diriku adalah Abu Bakr, seandainya aku boleh memilih kekasih bagi diriku maka aku akan memilih nya sebagai kekasihku, namun persaudaraan dalam Islam dan janganlah engkau meninggalkan di dalam mesjid pintu apapun kecuali pintu Abu Bakr”.[2]

Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Abi Hurairah bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada seorangpun yang telah mengulurkan bantuannya kepada kami kecuali kami telah membalasnya dengan balasan yang cukup kecuali untuk Abu Bakr, sesungguhnya dia memiliki jasa yang akan dibalas oleh Allah pada hari kiamat, dan tidak ada harta seorangpun yang memberikan manfaat bagiku melebihi manfaat harta Abu Bakr, seandainya aku boleh mengangkat seorang kekasih maka aku akan mengangkat Abu Bakr sebagai kekasihku, dan ketahuilah bahwa shahabat kalian (Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam) ini adalah kekasih Allah”.[3]

Dan setelah Abu Bakr RA masuk Islam dia telah menginfaqkan empat puluh ribu untuk kepentingan shadaqah dan memerdekakan budak.

Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari Umar Ibnul Khattab berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita untuk bersedeqah, saat itu aku memiliki harta maka aku berkata, “Pada hari inilah aku akan mengungguli Abu Bakr, semoga aku mengunggulinya pada pada hari ini”. Maka akupun mengambil setengah hartaku, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?. Aku menjawab: Sejumlah yang aku shedeqahkan”. Lalu Abu Bakr datang dengan membawa seluruh hartanya dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abu Bakr, apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?. Dia menjawab: Aku meninggalkan Allah dan Rasul -Nya. Lalu Umar berkata: Demi Allah aku tidak bisa mengunggulinya dalam kebaikan untuk selamanya”.[4]

Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Abi Sa’id RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang berada pada tingkatan tertinggi di surga, akan melihat orang yang ada di bawahnya sebagaimana kalian melihat bintang yang terbit di ufuk langit dan sungguh Abu Bakr bersama Umar termasuk penghuni keduanya dan alangkah nikmatnya mereka berdua”.[5]

Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari hadits Anas bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Abu Bakr dan Umar, “Dua orang ini adalah pemimpin para penghuni surga yang dewasa baik generasi yang terdahulu atau yang akan datang kecuali para Nabi dan Rasul”.[6]

Beliau telah memegang tampuk khilafah negara Islam setalah wafatnya Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan masa jabatannya adalah dua tahun tujuh bulan. Dan pada saat bangsa Arab goncang oleh kemunafiqan, sementara orang-orang Anshor juga tidak bisa berbuat banyak untuk membantu beliau, Aisyah berkata: “Seandainya gunung yang kokoh tertimpa dengan apa yang menimpa Abu Bakr maka dia akan hancur lebur”. Dan Abu Bakr pernah berkata pada saat yang genting tersebut: Aku akan memerangi orang yang membedakan antara shalat dan zakat, sebab zakat adalah hak harta, demi Allah seandainya mereka enggan mengeluarkan zakat hewan yang mereka tunaikan pada zaman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam maka aku pasti memerangi mereka karena keengganan mereka menunaikan zakat”.[7]

Para ulama berkata, “Allah telah menjaga agama ini dengan dua orang lelaki yaitu Abu Bakr pada saat dia memerangi orang-orang yang keluar dari Islam dan Ahmad bin Hambal pada saat terjadinya fitnah Jahmiyah.

Al-Qur’an dikumpulkan pada masanya, dan Ali bin Abi Thalib berkata; Orang yang paling banyak pahalanya dalam mengumpulkan Al-Qur’an adalah Abu Bakr.

Aisyah RA berkata, “Permulaan sakitnya Abu Bakr adalah pada saat beliau mandi pada hari senin pada hari ketujuh dari jumadil akhir, hari itu cuaca sangat dingin, maka dia sakit selama lima belas hari yang menyebabkan dirinya tidak keluar untuk shalat berjamaah, banyak para shahabat yang menjenguknya pada saat dia sakit, dan mereka pernah berkata: Bolehkah kami memanggil seorang tabib untuk melihat apa yang engkau derita?. Abu Bakr menjawab; Dia telah melihatku, para shahabat bertanya; Apa yang dia katakan?. Dia berkata: Sesungguhnya semua kehendak -Ku pasti terlaksana seperti apa yang Aku inginkan”. Aisyah berkata: Pada saat rasa sakit yang menimpa bapakku telah kritis aku menyenandungkan bait syair di bawah ini:

Sungguh kekayaan tidak memberikan apapun bagi seseorang

Apabila nafas kematian sudah terdengar dan dada menyempit

Lalu dia membuka wajahnya dan berkata, “Bukan itu wahai anakku akan tetapi bacalah firman Allah (artinya) :

Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. (QS. Qaaf: 19)

Kemudian dia berkata, “Lihatlah pada pakaianku ini dan cucilah dia lalu kafanilah aku dengannya sesungguhnya orang yang masih hidup lebih butuh pada yang baru dari pada orang yang telah mati, dan dia mewasiatkan agar dikuburkan disamping kuburan Rasulullah SAW. Lalu setelah dia wafat maka kepalanya disejajarkan dengan pundak Rasulullah SAW dan menempelkan lahadnya dengan kubur Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

Semoga Allah meredhai Abu Bakr dan memberikan ganjaran yang lebih baik dari jasa-jasanya di dalam Islam dan kaum muslimin serta mengumpulkan kita di dalam surga yang mulia bersama para Nabi, orang-orang yang jujur dan para syuhada serta orang-orang yang shaleh dan mereka itulah sebaik-baik teman.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.


Footnote :

[1] Shahih Muslim: no: 2387

[2] Al-Bukhari: no: 3904 dan Muslim: no: 2382

[3] Sunan Turmudzi: no: 3661

[4] Sunan Al-Tirmdzi no: 3675 dan dia berkata; Hadits hasan shahih.

[5] HR. Turmudzi: no; 3658

[6] Sunan Turmudzi: no: 3664

[7] No: 20


Sumber : http://www.islamhouse.com/p/322406

Foto "The Balkans" by Evgeni Dinev / freed******photos

'Utsman bin Affan, Pemilik Dua Cahaya


Beliau dijuluki Dzun Nuroin yang artinya pemilik dua cahaya. Karena hanya beliau yang menikahi dua puteri Nabi Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam. Ini menunjukkan kemuliaan beliau. Karena yang bisa menikah dengan dua puteri Nabi hanyalah orang yang mulia. Para malaikat merasa malu kepada beliau. Karena beliau adalah sahabat yang sangat malu kepada Alloh. Sehingga beliau selalu mengerjakan perintah Alloh dan menjauhi larangan-Nya. Sungguh besar kecintaan 'Utsmanrodhiyallohu 'anhu kepada Alloh. Siang dan malam, beliau beribadah kepada Alloh.

'Utsman berasal dari keluarga yang kaya. Beliau juga seorang yang kaya. Namun kekayaannya tidak membuat beliau bakhil. Betapa banyak harta yang sudah diinfaqkan di jalan Alloh. Sampai-sampai ada yang mengatakan, bahwa 'Utsman adalah manusia yang paling dermawan setelah Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam.

'Utsman adalah khalifah ketiga sepeninggal Abu Bakar dan 'Umar. Meskipun menjabat sebagai khalifah, beliau tidaklah sombong. Bahkan beliau adalah manusia yang berakhlaq mulia. Beliau sangat perhatian dan sayang terhadap rakyatnya.

Pada suatu hari, datang gerombolan orang jahat yang bersenjata ke Madinah. Mereka berniat membunuh 'Utsman bin Affan. Kemudian beliau mengingatkan mereka tentang peristiwa Gunung Hira' yang berguncang. Pada waktu itu Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam berkata,

"Tenanglah wahai Hira'. Sesungguhnya di atasmu ada seorang nabi, seorang shiddiq, dan dua orang syahid."

Maka muncullah orang-orang yang mempersaksikan peristiwa itu. Lalu 'Utsman bersumpah lagi dan mengingatkan peristiwa Ba'itur Ridhwan. Pada waktu itu Rosululloh berkata sebelum membai'at,

"Ini tanganku dan ini tangan 'Utsman."

Lalu muncullah orang yang mempersaksikan peristiwa itu.

Demikianlah, beliau terus mengingatkan mereka tentang keutamaannya yang besar. Beliau mengingatkan pula bahwa "Utsman-lah yang memperluas Masjid Nabawi dengan hartanya sendiri. 'Utsman-lah yang memberi bekal kepada setengah pasukan saat sulit di Perang Tabuk. 'Utsman-lah yang membeli sumur Ruumah untuk dishodaqohkan airnya.

Namun upaya beliau gagal. Para pengepungnya lebih mendahulukan nafsu angkara murka, berupa dosa dan kekejian. Para penjahat (teroris) itu tega membunuh "Pemilik Dua Cahaya". 'Utsman meninggal pada usia sekitar 90 tahun. Beliau menghadap Alloh dalam keadaan syahid.


Diambil dari Buku "Kisah 20 Shohabat Peraih Janji Surga" karya Abu 'Umar Ibrohim dan Abu Muhammad Miftah. Penerbit: Hikmah Anak Sholih - Yogyakarta. (dengan sedikit edit dari redaksi).


http://waqqash.blogspot.com/2009/12/utsman-bin-affan-pemilik-dua-cahaya.html

*Photo "Golden Beams" by

Evgeni Dinev / freed******photos


Abu Bakar Ash Shiddiq, Sahabat yang Paling Utama


Abu Bakar rodhiyallohu 'anhu adalah laki-laki pertama dari sepuluh orang yang diberi kabar gembira akan masuk surga oleh Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam. Namanya adalah 'Abdullah bin 'Utsman. Akan tetapi beliau lebih dikenal dengan nama kunyahnya, yaitu Abu Bakar rodhiyallohu 'anhu. Julukan beliau adalah Ash Shiddiq. Karena beliau adalah orang yang paling segera membenarkan Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam.

Abu Bakar adalah seorang tokoh Islam yang diakui kehebatannya dalam menegakkan agama Alloh. Keutamaannya begitu besar. Para ulama sepakat akan kedudukannya sebagai orang nomor satu di kalangan para sahabat.

Abu Bakar rodhiyallohu 'anhu adalah orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan laki-laki. Di kalangan shohabat, beliau adalah orang yang paling pemberani, paling dermawan, paling 'alim (berilmu), dan paling bertaqwa kepada Alloh.

Beliau adalah manusia yang paling dicintai Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam. Sampai-sampai Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam mengatakan,

"Seandainya aku boleh mengambil seorang khalil (kekasih yang tercinta), niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai khalil-ku." (HR. Bukhari dan Muslim).

Berkata Al Imam Asy-Sya'bi,

"Alloh telah memberikan kekhususan kepada Abu Bakar rodhiyallohu 'anhu dengan empat perkara yang tidak dimiliki oleh seorang pun:

1. Dinamai dengan Ash Shiddiq.
2. Orang yang menemani Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam di Gua Tsur.
3. Orang yang menjadi teman setia Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam dalam berhijrah.
4. Orang yang ditunjuk Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam untuk mengimami manusia dalam sholat. "

Abu Bakar rodhiyallohu 'anhu adalah orang yang sangat takut kepada adzab Alloh. Sampai-sampai beliau mengatakan,

"Sungguh aku ingin menjadi sehelai rambut yang menempel di tubuh seorang budak yang beriman."

Pada suatu hari, Abu Bakar pernah dibawakan makanan oleh seorang anak. Ternyata makanan itu hasil perdukunan di zaman jahiliyah. Setelah mengetahui tentang hal tersebut, beliau langsung memuntahkannya. Ini membuktikan betapa zuhud dan wara'-nya beliau. Abu Bakar adalah seorang laki-laki yang sangat pemberani. Keberaniannya diakui oleh lawan dan kawan. Setiap peperangan beliau ikuti. Hijrah di jalan Alloh pun beliau jalani. Beliaulah yang memerangi orang-orang murtad sepeninggal Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam.

Ketika para sahabat dirundung kesedihan atas kematian Rosululloh, tiba-tiba tampillah Abu Bakar berbicara di hadapan para sahabat dengan ucapan yang menyentuh dan membuat mereka sadar. Beliau membaca Firman Alloh:

"Sesungguhnya engkau akan mati dan mereka akan mati pula." (QS. Az Zumar: 30).

"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rosul." (QS. Ali 'Imran: 144).

Kemudian beliau mengatakan,

"Wahai manusia! Barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka beliau telah tiada. Dan barangsiapa menyembah Alloh, maka sesungguhnya Alloh adalah Dzat Yang Maha Hidup dan tidak akan pernah mati."

Maka para sahabat menjadi tenang dan sadar dengan ucapan beliau. Hal ini menunjukkan betapa 'alim dan kokohnya iman Abu Bakar. Keutamaan beliau yang tidak tertandingi diakui pula oleh 'Umar bin Khaththab. Ketika diserukan untuk bershodaqoh, dengan keyakinan akan mengalahkan Abu Bakat 'Umar menshodaqohkan setengah hartanya. Namun ternyata Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. 'Umar baru sadar bahwa dia tidak akan pernah mengungguli Abu Bakar dalam perkara apapun selama-lamanya.

Beliau meninggal pada tahun 13 Hijriyah di umur 63 tahun. Kota Madinah dirundung kesedihan. Telah pergi khalifah pertama dan manusia terbaik setelah Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam. Beliau dikuburkan pada malam hari di sisi Rosululloh.

Diambil dari Buku "Kisah 20 Shohabat Peraih Janji Surga" karya Abu 'Umar Ibrohim dan Abu Muhammad Miftah. Penerbit: Hikmah Anak Sholih - Yogyakarta. (dengan sedikit edit dari redaksi).


Daftar Istilah (Glossary) :

a. K
unyah = nama yang dinisbatkan kepada seseorang, misalnya Abu Fulan (bapaknya Fulan), Ummu Fulan (ibunya Fulan), Ibnu Fulan (anaknya Fulan).
b. K
halil = kekasih.
c. W
ara' = rasa takut akan siksa Alloh.


http://waqqash.blogspot.com/2009/12/abu-bakar-ash-shiddiq-sahabat-yang.html

Photo "Autums Leaves" dalam Sample Pictures di HP notebook saya.






Tiga Orang yang Terperangkap dalam Gua


Dahulu, ada tiga orang yang kemalaman lalu berlindung ke dalam sebuah gua. Tiba-tiba, jatuh sebuah batu yang besar dari atas bukit dan menutupi pintu gua tersebut. terperangkaplah mereka di dalamnya!

Maka mereka berkata (sesama mereka),

“Sungguh tiada satupun yang dapat menyelamatkan kamu dari bahaya ini. Kecuali jika kamu berdo’a kepada Alloh dengan menyebutkan amal sholih yang pernah kamu lakukan.”

Lantas berkatalah salah seorang dari mereka,

“Ya Alloh, dahulu aku memiliki ayah dan ibu yang sudah tua. Dan sudah biasa aku tidak memberikan minuman susu kepada seorang pun sebelum keduanya. Hingga pada suatu hari aku pulang terlambat, karena mencari kayu. Aku temui kedua orang tuaku sudah tidur. Aku enggan untuk membangunkan orang tuaku, dan aku tidak akan memberikan susu itu kepada siapapun, sebelum keduanya.

Aku menunggu kedua orang tuaku (bangun) sambil memegang tempat minuman tersebut, sampai terbit fajar, meskipun anak-anakku merengek-rengek di bawah kedua kakiki karena lapar. Maka bangunlah orang tuaku, dan mereka minum susu tersebut. Ya Alloh, jika aku berbuat seperti itu karena mengharap ridho-Mu, maka geserlah batu yang menutupi pintu gua ini!”

Maka bergeserlah batu itu sedikit. Namun, mereka belum bisa keluar dari gua.

Kemudian orang yang kedua berdoa pula. Dalam doanya ia pernah ingin melakukan perbuatan keji kepada saudara sepupunya. Namun ketika ingin melakukan perbuatan keji tersebut, saudara sepupunya itu mengingatkannya untuk takut kepada Alloh. Akhirnya, ia sadar dan tidak jadi melakukan perbuatan keji kepada saudara sepupunya.

Di akhir doanya orang itu berkata,

“Ya Alloh, jika aku melakukan hal itu karena mengharap ridho-Mu, maka geserlah batu yang menutupi pintu gua ini.”

Maka bergeserlah batu itu. Akan tetapi mereka tetap belum bisa keluar dari gua tersebut.

Orang yang ketiga lalu berkata,

“Ya Alloh, aku mempekerjakan beberapa orang karyawan, semua kugaji, kecuali satu dari mereka yang tak sabar menunggu. Ia pergi dan tak kembali mengambil upahnya. Maka aku kembangkan gaji karyawan tersebut sehingga menjadi banyak. Setelah beberapa lama ia datang kembali kepadaku dan berkata, ‘Wahai Hamba Alloh, berikan upahku yang dulu.’

Aku menjawab, ‘Semua kekayaan yang dihadapanmu berupa unta, sapi, kambing, serta budak pengembala itu semua adalah gajimu.’

Ia berkata, ‘Wahai Hamba Alloh, kamu jangan mempermainkan aku.’

Aku menjawab, ‘Aku tidak mempermainkanmu.’

Maka diambilnya semua yang aku sebutkan itu, dan tidak meninggalkannya sedikitpun. Ya Alloh, jika aku berbuat seperti itu karena mengharapkan keridhoan-Mu, maka geserlah batu yang menutupi pintu gua ini!”

Akhirnya, bergeserlah batu besar tersebut, sehingga mereka semua dapat keluar dari dalam gua (dengan selamat).

(Diceritakan kembali dari Hadits ‘Abdullah bin ‘Umar, riwayat Bukhari No. 2102 dan Muslim No. 2743).


http://waqqash.blogspot.com/2010/01/tiga-orang-yang-terperangkap-di-dalam.html#more

Photo "Desert Landscape" in Sample Pictures in my HP notebook.