Kehebatan Tauhid


Tauhid secara istilah adalah :” Mengesakan Allah dengan sesuatu yang merupakan kehususan-Nya “. (Al Qulul Mufid, hal. 5).

Tauhid terbagi menjadi tiga :

1. Tauhid Rububiyyah yaitu mengesakan Allah dalam perbuatan-perbuatan-Nya, seperti tidak ada yang mematikan, menghidupkan, memberi rizki, mengetahui yang ghaib, menciptakan, mengatur alam kecuali Allah saja.

2. Tauhid Asma wassifat yaitu mengimani bahwa Allah mempunyai nama-nama dan sifat yang sempurna yang tidak terbilang jumlahnya.

3. Tauhid Uluhiyah yaitu mengesakan Allah dalam perbuatan hamba seperti do’a, tawakkal, shalat, puasa, dan ibadah lainnya yang merupakan perbuatan hamba.


Kedudukan Tauhid

Tauhid mempunyai kedudukan yang sangat agung dalam agama islam, diantara kehebatan-kehebatan tauhid adalah antara lain :

1.Tauhid adalah hikmah diciptakannya langit dan bumi

Ibnul Qayyim berkata setelah membawakan beberapa Ayat :” Allah memberitakan bahwa tujuan penciptaan adalah agar dikenal nama-nama dan sifat-Nya, hanya Dia yang disembah dan tidak disekutukan “. (Ad Da’ waddawa, hal 196).

2. Tauhid adalah sebab diutusnya para Rosul, pembuka dan inti dakwah mereka.

Firman Allah :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُوْلاً أَنِ اعْبُدُوْا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ

“ Dan sesungguhnya kami telah rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) :” sembahlah Allah saja dan jauhi thoghut…”. (QS 16:36).

3. Tauhid adalah sebab diturunkannya kitab-kitab Allah.

Firman-Nya :

الر كِتاَبٌ أُحْكِمَتْ ءَايَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيْمٍ خَبِيْرٍ . أَلاَّ تَعْبُدُوْا إِلاَّ اللهَ ِإنَّنِيْ لَكُمْ مِنْهُ نَذِيْرٌ وَبَشِيْرٌ.

“ Alif laam raa. (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu. Agar kamu tidak menyembah selain Allah, sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira kepada kalian”. (QS 11:1-2).

4. Tauhid adalah tujuan penciptaan manusia.

وَمَا خَلَقْتُ الجِنَّ وَالإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ

“ Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar Mereka menyembahku (saja) “. (QS 51:56).

Ibnu Katsir berkata pada tafsir ayat ini :” Makna ayat ini, bahwa Allah Ta’ala menciptakan seluruh hamba agar mereka beribadah kepada-Nya semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. barang siapa yang mentaati-Nya niscaya Dia membalasnya dengan balasan yang paling sempurna. Tetapi barang siapa bermaksiat kepada-Nya, niscaya Dia menyiksanya dengan siksaan yang sangat pedih”.

5. Tauhid adalah ruh dari syari’at seluruh Nabi.

Seluruh Nabi dan Rosul semenjak zaman Nabi Adam sampai Nabi Muhammad sallallahu’alaihi wasallam menyeru kepada tauhid, walaupun syari’at mereka berbeda (QS 16:36 lihat point kedua).

6. Tauhid adalah kewajiban pertama dan terakhir kali atas mukallaf.

Rosulullah Sallalahu’alaihi wasalam bersabda yang artinya :” Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersyahadat laailahaillallah dan muhamad rosulullah, mendirikan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka telah melakukannya, mereka telah menjaga darah, dan harta meeka dariku, kecuali dengan hak islam dan perhitungan mereka disisi Allah”. (Mutafaq ‘alaih).

Imam Ibnu Abil’Izz berkata :” Oleh sebab inilah yang benar bahwa kewajiban pertama kali atas seorang mukallaf adalah syahadat “ laa ilaaha illallaah” Sehingga tauhid merupakan kewajiban pertama kali dan terakhir kali sebagaimana sabda Nabi Sallallahu ’alaihi wasallam : من كان أخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة

“ Barang siapa akhir perkataannya laa ilaaha illallah niscaya dia masuk surga “. (HR Muslim). (Minhatul ilahiyyah hal 45).

7. Tauhid merupakan syarat diterimanya amalan.

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman :

وَلَوْ أَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“ Seandainya mereka menyekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan”. (QS 6:88)

Syeikh Abdurrahman bin Nashr As Sa’dy berkata dalam menafsirkan ayat ini :” Sesungguhnya syirik itu melenyapkan amalan dan menyebabkan kekal di dalam neraka”. (Taisiir karimir Rahman).

8. Tauhid menjadikan harta dan darah seseorang terjaga.

Rosulullah Sallallahu ’alaihi wasallam bersabda :” Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersyahadat laa ilaaha illallah dan Muhammad Rosulullah, menegakkan shalat dan membayar zakat, jika mereka telah melakukannya, terjagalah harta dan darah mereka dariku kecuali dengan hak islam dan hisabnya disisi Allah (Muttafaq ‘alaih).

9. Orang yang bertauhid akan mendapatkan syafa’at Rosulullah.

Abu Hurairah berkata :” ya Rosulallah , siapakah orang yang paling berbahagia mendapatkan syafa’at anda pada hari kiamat ? Beliau bersabda :” Aku telah menyangka hai Abu Hurairah bahwa tidak ada seorangpun mendahuluimu bertanya kepadaku tentang hadits ini, karena aku telah melhat semagatmu terhadap hadits , orang yang paling berbahagia mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat adalah orang yang mengatakan laa ilaaha illallah secara ikhlas dari hatinya “. (HR Bukhary).

10. Tauhid adalah hak Allah yang menjadi kewajiban hamba.

Rosulullah Sallallahu ’alaihi wasallam bertanya kepada Mu’adz :” Tahukah engkau apakah hak Alah yang menjadi kewajiban seluruh hamba ? jawab mu’adz :” Allah dan Rosul-Nya lebih Tahu”. Beliau bersabda :” Sesuangguhnya hak Allah yang menjadi kewajiban seluruh hamba adalah agar mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun “. (Muttafaq ‘alaih).

11. Tauhid merupakan sarana jalan menuju surga.

Nabi bersabda :” Barang siapa bersaksi laa ilaaha illallah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rosul-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba-Nya dan Rosul-Nya dan kalimat-Nya yang Dia berikan kepada Maryam, serta Ruh ciptaan-Nya, dan bahwa sorga benar-benar ada, dan bahwa neraka benar-benar ada, niscaya Allah masukkan ke dalam sorga sesuai dengan amalannya “. (HR Bukhary).

12. Tauhid merupakan jalan keselamatan dari api neraka.

Nabi Sallallahu ’alaihi wa sallama bersabda :

فإن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله

“ Sesungguhnya Allah mengharamkan atas neraka terhadap orang yang berkata laa ilaaha illallah karena berharap wajah Allah “. (Muttafaq ‘alaih).

13. Tauhid merupakan perkara pertama kali yang harus didakwahkan.

Perkara yang pertama kali didakwahkan oleh setiap Nabi dan Rosul adalah memurnikan kalimat laa ilaaha illallah, Nabi Sallallahu’alaihi wasallam pertama kali dakwah di makkah adalah memurnikan tauhid, dan itu pula yang beliau perintahkan kepada para sahabatnya, beliau bersabda kepada Mu’adz ketika hendak mengutusnya ke Yaman :” Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum ahli kitab, maa jadikanlah yang pertama kali engkau serukan adalah laa ilaaha illallah…. “. (Muttafaq ‘alaih).

Mungkin ada orang berkata kepada anda :” bukankah pada zaman sekarang kita berdakwah kepada kaum muslimin ?” maka jawablah :” betul, akan tetapi banyak kaum muslimin yang tidak memahami kalimat Laa illaha illallah, apa konskwensinya, syarat-syarat dan pembatal-pembatalnya, justru banyak kaum muslimin yang jatuh kedalam pembatal laa ilaaha illalah.

Kenyataan membuktikan banyak kaum muslimin yang mengambil jimat-jimat untuk menolak marabahaya, perdukunanpun merajalela, banyak pula yang berdo’a dikuburan, thawaf disekitarnya dan berharap keberkahan dari tanahnya, diantara mereka ada yang memberikan sesajen kepada para jin, menyembelih untuk para arwah dan fenomena kesyirikan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memahami yang diinginkan oleh laa ilaaha illallah.

Kaum musyrikin terdahulu tidak mau mengucapkan laa ilaaha illallah karena mereka mengetahui dan memahami apa yang diinginkan dari kalimat laa ilaha illalah, bahkan ketika ditimpa marabahaya mereka mengihlaskan do’a kepada Allah. Berbeda dengan kaum muslimin zaman sekarang yang setiap harinya mengucapkan laa ilaaha illalah lebih dari 10 kali tapi ketika ditimpa musibah atau kesenangan mereka pergi ke dukun, tempat-tempat keramat, kuburan dan tempat lainnya dengan hati yang khusyu’ dan tunduk, dimana kekhusyuan dan ketundukkan tersebut tidak didapati pada mereka ketika di masjid atau shalat atau ibadah lainnya yang ditujukan hanya kepada Allah dan sesuai dengan syari’at Rosulullah.

Hal ini menunjukkan bahwa dakwah tauhid Pada zaman ini harus di utamakan dan diseruakan ketengah-tengah kaum muslimin.

14. Tauhid adalah millah nabi Ibrahim yang luruh yang harus diikuti.

ثُمَّ أَوْحَيْناَ إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفاً وَمَا كَانَ مِنَ المُشْرِكِيْنَ .

“ Kemudian Kami wahyukan kepadamu (muhammad) :” Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif dan dia bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan (Allah) “. (An Nahl : 123).

15. Syirik adalah perkara yang dikhawatirkan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam.

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا البَلَدَ ءَامِنًا وَاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأَصْناَمَ

“ Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata :” Ya Rabbku, jadikanlah negri ini (makah) negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala “. (QS 14 : 35).

Perhatikanlah, apabila Nabi Ibrahim yang telah Allah jamin masih takut terjerumus ke dalam kesyirikan, bagaimana halnya dengan kita yang tidak dijamin, maka hendaknya kita lebih takut lagi dan jangan merasa aman dari makar iblis dan tentaranya. Karena makar iblis itu lebih lembut dari sutra, menggiring seorang hamba sedikit demi sedikit hingga terjerumus kedalamnya. Wallahul musta’an.

16. Tauhid adalah keadilan yang terbesar, sebagaimana syirik adalah kezaliman yang terbesar.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :” Allah memberitakan bahwa Dia telah mengutus Rasul-rasul-Nya dan menurunkan Kitab-kitabNya supaya manusia dapat melaksanakan al qisth yaitu keadilan, termasuk keadilan yang terbesar adalah tauhid, ini adalah puncak dan tonggak keadilan. Sedangkan syirik adalah kezaliman, Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

“ Sesungguhnya syirik itu adalah benar-benar kezaliman yang besar “. (QS 31 : 13).

Maka syirik adalah kezaliman yang terbesar sedangkan tauhid adalah keadilan yang paling adil “. (Ad Daa Wad Dawaa, hal. 196-197).

17. Tauhid menggugurkan dosa-dosa.

Dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu dia berkata : Aku mendengar Rosulullah Sallallahu’alaihi wasallam bersabda :” Allah Tabaraka wata’ala berfirman :” Wahai anak Adam, sesungguhnya selama kamu berdo’a dan mengharap kepadaKu, niscaya Aku mengampuni dosa yang ada padamu, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai awan dilangit, kemudian kamu memohon ampun kepadaKu niscaya Aku mengampunimu. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika kamu menghadapku dengan membawa dosa sepenuh bumi, kemudian menemuiKu dalam keadaan kamu tidak menyekutukan sesuatupun denganKu niscaya Aku menemuimu dengan ampunan seperti itu juga “.(HSR Tirmidzy).

18. Orang yang merealisasikan tauhid secara sempurna akan masuk surga tanpa hisab dan adzab.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhary dan Muslim, Rosulullah sallalahu’alaihi wasallam mengabarkan bahwa akan ada 70.000 orang dari umatnya yang masuk surga tanpa hisab dan adzab, kemudian beliau menyebutkan sifat-sifatnya yaitu :

tidak minta dirukyah (jampi).

Tidak thathoyyur (meyakini kesialan pada sesuatu baik berupa benda, burung ataupun lainnya).

Tidak berobat dengan cara kayy (besi yang panaskan).

Hanya bertawakkal kepada Allah.

Hadits tersebut menunjukkan bahwa tauhid mereka benar-benar sempurna tauhidnya karena, jika perkara-perkara kecil tersebut ditinggalkan lebih lebih perkara yang lebih besar dari hal tersebut.

19. orang yang bertauhid akan mendapatkan petunjuk dan keamanan.

الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْا إِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُوْنَ.

“Orang-orang beriman dan tidak mencampur adukkan Iman mereka dengan kezaliman (syirik), maka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk”.

(QS Al An’am : 82).

20. Orang yang mati dalam keadaan syirik dan tidak bertauhid tidak akan diampuni oleh Allah dan kekal selama-lamanya di dalam neraka.

إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيْماً

“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni segala dosa yang lebih rendah dari syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, sungguh ia telah berbuat dosa yang besar “. (QS An Nisa : 48).

Rosulullah sallallahu ‘alaihi wa sallama bersabda :” Kezaliman itu ada tiga ; kezaliman yang tidak diampuni oleh Allah, kezaliman yang akan Allah ampuni dan kezaliman yang tidak akan Allah tinggalkan.

(1) Kezaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah syirik, lalu beliau membaca :” Sesungguhnya syirik itu kezaliman yang besar “. (QS 31 :13).

(2) Kezaliman yang akan Allah ampuni adalah kezaliman hamba terhadap dirinya sendiri di dalam (hak-hak) antara dia dengan Allah.

(3) Kezaliman yang tidak akan Allah tinggalkan adalah kezaliman hamba terhadap hamba lainnya sampai Allah urus perkara itu untuk sebagian mereka dari sebagian yang lain “. (HR Thayalisy dan Al Bazzar dan dihasankan oleh Syeikh Al Bany).

21. Seluruh al qur’an memuat tauhid.

Ibnul Qayyim berkata :” Sesungguhnya al qur’an itu memuat berita tentang Allah Ta’ala, nama-namaNya, sifat-sifatNya, perbuatan dan perkataannya.

Memuat seruan untuk beribadah kepadaNya dan meninggalkan kesyirikan, memuat perintah dan larangan dan ini adalah penyempurna tauhid, memuat berita tentang kemuliaan yang Allah berikan kepada ahli tauhid di dunia dan akhirat, dan kehinaan serta siksaan bagi mereka yang berbuat syirik dan meninggalkan tauhid, dan ini adalah balasan tauhid dan bahaya syirik.

Maka al qur’an itu seluruhnya tentang tauhid, hak-haknya, balasannya, dan tentang perkara syirik dan pelakunya serta balasannya “. (madarijussalikin 3/449).

22. Dan lain-lain.


Keterangan diatas menunjukkan kepada kita semua akan pentingnya masalah tauhid. Meremehkan masalah tauhid sama saja merapuhkan pondasi islam, maka ilmu tauhid adalah ilmu yang paling mulia karena didalamnya dipelajari tentang Allah pencipta alam semesta , dan kewajiban hamba kepada-Nya.


http://abuyahyabadrusalam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=13:kehebatan-tauhid&catid=9:aqidah&Itemid=21

Photo : "Sub-trains of The Sunset" by Prozac1/freed******photos


Kalo Zahra Nyanyi

Beberapa bulan mbah Putri dan Mbah Kakung di Qatar, Zahra (3 tahun 7 bulan) dapat banyak lagu baru. Salah satunya yang ini nih.....

Dodoli dodoli plet
Suala mobilkuuu...
Lodanya dali kalet
Walnanya biluuu...
Dodoli dodoli plet
Nyetil sendiliii...Distop pak polisi
Haalus belentiii... *)


Doha, Nov-Des 2010
-Ummu Zahra-

*) Semua huruf "L" diganti "R" ya, om dan tante.... ^_*

Photo : dreamst***

KIsah Abdurrahman bin Auf

Ketika mendengar suara hiruk-pikuk, Aisyah sontak bertanya, “Apakah yang telah terjadi di kota Madinah?”

“Kafilah Abdurrahman bin Auf baru datang dari Syam membawa barang-barang dagangannya,” seseorang menjawab.

Ummul Mukminin berkata lagi, “Kafilah yang telah menyebabkan semua ini?”

“Benar, ya Ummul Mukminin. Karena ada 700 kendaraan.”

Aisyah menggeleng-gelengkan kepalanya. Pandangannya jauh menerawang seolah-olah hendak mengingat-ingat kejadian yang pernah dilihat dan didengarnya.

Kemudian ia berkata, “Aku ingat, aku pernah mendengar Rasululah berkata, `Kulihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan perlahan-lahan.”

Sebagian sahabat mendengar itu. Mereka pun menyampaikannya kepada Abdurrahman bin Auf. Alangkah terkejutnya saudagar kaya itu. Sebelum tali-temali perniagaannya dilepaskan, ia segera melangkahkan kakinya ke rumah Aisyah.

“Engkau telah mengingatkanku sebuah hadits yang tak mungkin kulupa.” Abdurrahman bin Auf berkata lagi, “Maka dengan ini aku mengharap dengan sangat agar engkau menjadi saksi, bahwa kafilah ini dengan semua muatannya berikut ken¬daraan dan perlengkapannya, kupersembahkan di jalan Allah.”

Dan dibagikanlah seluruh muatan 700 kendaraan itu kepada semua penduduk Madinah dan sekitarnya. Sebuah infak yang mahabesar.

Abdurrahman bin Auf adalah seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya. Bukan seorang budak yang diken¬dalikan oleh hartanya. Sebagai bukti, ia tidak mau celaka dengan mengumpulkan harta ke¬mudian menyimpannya. Ia mengumpulkan harta dengan jalan yang halal.

Kemudian, harta itu tidak ia nikmati sendirian. Keluarga, kaum kerabatnya, saudara-saudaranya dan masyarakat ikut juga menikmati kekayaan Abdurrahman bin Auf.

Saking kayanya Abdurrahman bin Auf, seseorang pernah berkata, “Seluruh penduduk Madinah bersatu dengan Abdur¬rahman bin Auf. Sepertiga hartanya dipinjamkan kepada mereka. Sepertiga lagi dipergunakannya untuk membayar utang-utang mereka. Dan sepertiga sisanya diberikan dan dibagi-bagikan kepada mereka.”

Abdurahman bin Auf sadar bahwa harta kekayaan yang ada padanya tidak akan mendatangkan kelegaan dan kesenangan pada dirinya jika tidak ia pergunakan untuk membela agama Allah dan membantu kawan-kawannya. Adapun, jika ia memikirkan harta itu untuk dirinya, ia selalu ragu saja.

Pada suatu hari, dihidangkan kepada Abdurahman bin Auf makanan untuk berbuka puasa. Memang, ketika itu ia tengah berpuasa. Sewaktu pandangannya jatuh pada hidangan tersebut, timbul selera makannya. Tetapi, beberapa saat kemudian ia malah menangis dan berkata, “Mush’ab bin Umair telah gugur sebagai seorang syahid. Ia seorang yang jauh lebih baik daripadaku. Ia hanya mendapat kafan sehelai burdah; jika ditutupkan ke kepalanya, maka kelihatan kakinya. Dan jika ditutupkan kedua kakinya, terbuka kepalanya.”

Abdurrahman bin Auf berhenti sejenak. Kemudian melanjutkan dengan suara yang juga masih terisak dan berat, “Demikian pula Hamzah yang jauh lebih baik daripadaku. Ia pun gugur sebagai syahid, dan di saat akan dikuburkan hanya terdapat baginya sehelai selendang. Telah dihamparkan bagi kami dunia seluas-luasnya, dan telah diberikan pula kepada kami hasil sebanyak-banyaknya. Sungguh kami khawatir telah didahulukan pahala kebaikan kami.”

Begitulah Abdurrahman bin Auf. Ia selalu takut bahwa hartanya hanya akan memberatkan dirinya di hadapan Allah. Ketakutan itu sering sekali, akhirnya menumpahkan air matanya. Padahal, ia tidak pernah mengambil harta yang haram sedikitpun.

Pada hari lain, sebagian sahabat berkumpul bersama Abdurrahman bin Auf menghadapi jamuan di rumahnya. Tak lama setalah makanan diletakkan di hadapan mereka, tiba-tiba ia kembali menangis. Sontak para sahabat terkejut. Mereka pun bertanya, “Kenapa kau menangis, wahai Abdurrahman bin Auf?”

Abdurrahman bin Auf sejenak tidak menjawab. Ia menangis tersedu-sedu. Sahabat benar-benar melihat bahwa be¬tapa halusnya hati seorang Abdurrahman bin Auf. Ia mudah tersentuh dan begitu penuh kekhawatiran akan segala apa yang diperbuatnya di dunia ini.

Kemudian terdengar Abdurrahman bin Auf menjawab, “Rasulullah saw. wafat dan belum pernah beliau berikut keluarganya makan roti gandum sampai kenyang. Apa harapan kita apabila dipanjangkan usia tetapi tidak menambah kebaikan?”

Jika sudah begini, bukan hanya Abdurrahman bin Auf yang menangis, para sahabat pun akan ikut menangis. Mereka adalah orang-orang yang hatinya mudah tersentuh, dekat dengan Allah dan tak pernah berhenti mengharap ridha Allah. (sa)

http://abaislamicschool.wordpress.com/category/kisah-teladan/