Celoteh Zahra (12)





Di suatu pagi 25 Juli 2012....


"Mamah, aku senang kalau mamah meninggal aku yang mandikan !" kata Zahra (5 tahun 2 bulan) waktu menonton VCD Tata Cara Pengurusan Jenazah. Mamah pun tertawa.... "Iya, Zahra belajar dulu, ya..."


Keesokan harinya, ketika Zahra sedang sarapan....


"Mamah, kalau mamah meninggal, bapak meninggal, siapa yang masak?" (serius)
"Yang masak ya Zahra," jawab mamah.
"Aku 'kan masih kecil. Belum bisa..." timpal Zahra
"Ya nanti juga bisa," jawab mamah lagi.
"Ooh, kalau sudah besar Zahra bisa masak ya, mah....?" tanya Zahra.
"Iya," jawab mamah.


(jeda)


"Kalau adek Ibad mau minum susu bagaimana??" Zahra bertanya.
"Ya, Zahra yang kasih."
"Susu ini ???" tanya Zahra terkejut sambil menunjuk dadanya.
"Susu hangat*," jawab mamah menahan geli.
"Oh iya, Zahra lupa...." kata Zahra.


Lalu...


"Tapi Zahra gak mau mamah dan bapak meninggal..." ujar Zahra kemudian.
"Zahra, semua orang yang hidup pasti akan meninggal...." jelas mamah. "Yang tidak akan meninggal hanya....A.... All....?"
"ALLAH !" jawab Zahra mantap.


Alhamdulillah..... Barakallahu fiiha.




Al Wakrah, 11 Ramadhan 1433/30 Juli 2012




*) maksudnya, susu kaleng

Menjaga Lisan dari Mengutuk/Melaknat



Kata laknat yang sudah menjadi bagian dari bahasa Indonesia memiliki dua makna dalam bahasa Arab :

Pertama : Bermakna mencerca.

Kedua : Bermakna pengusiran dan penjauhan dari rahmat Allah.

Ucapan laknat ini mungkin terlalu sering kita dengar dari orang-orang di lingkungan kita dan sepertinya saling melaknat merupakan perkara yang biasa bagi sementara orang, padahal melaknat seorang Mukmin termasuk dosa besar. Tsabit bin Adl Dlahhak radhiallahu 'anhu berkata :

“Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : ‘Siapa yang melaknat seorang Mukmin maka ia seperti membunuhnya.’ ” (HR. Bukhari dalam Shahihnya 10/464)


Ucapan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam : ((“Fahuwa Kaqatlihi”/Maka ia seperti membunuhnya)) dijelaskan oleh Al Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah dalam kitabnya Fathul Bari : “Karena jika ia melaknat seseorang maka seakan-akan ia mendoakan kejelekan bagi orang tersebut dengan kebinasaan.”

Sebagian wanita begitu mudah melaknat orang yang ia benci bahkan orang yang sedang berpekara dengannya, sama saja apakah itu anaknya, suaminya, hewan atau selainnya.

Sangat tidak pantas bila ada seseorang yang mengaku dirinya Mukmin namun lisannya terlalu mudah untuk melaknat. Sebenarnya perangai jelek ini bukanlah milik seorang Mukmin, sebagaimana Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Bukanlah seorang Mukmin itu seorang yang suka mencela, tidak pula seorang yang suka melaknat, bukan seorang yang keji dan kotor ucapannya.” (HR. Bukhari dalam Kitabnya Al Adabul Mufrad halaman 116 dari hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu 'anhu. Hadits ini disebutkan oleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i hafidhahullah dalam Kitabnya Ash Shahih Al Musnad 2/24)

Dan melaknat itu bukan pula sifatnya orang-orang yang jujur dalam keimanannya (shiddiq), karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Tidak pantas bagi seorang shiddiq untuk menjadi seorang yang suka melaknat.” (HR. Muslim no. 2597)

Pada hari kiamat nanti, orang yang suka melaknat tidak akan dimasukkan dalam barisan para saksi yang mempersaksikan bahwa Rasul mereka telah menyampaikan risalah dan juga ia tidak dapat memberi syafaat di sisi Allah guna memintakan ampunan bagi seorang hamba. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Orang yang suka melaknat itu bukanlah orang yang dapat memberi syafaat dan tidak pula menjadi saksi pada hari kiamat.” (HR. Muslim dalam Shahihnya no. 2598 dari Abi Darda radhiallahu 'anhu)

Perangai yang buruk ini sangat besar bahayanya bagi pelakunya sendiri. Bila ia melaknat seseorang, sementara orang yang dilaknat itu tidak pantas untuk dilaknat maka laknat itu kembali kepadanya sebagai orang yang mengucapkan.

Imam Abu Daud rahimahullah meriwayatkan dari hadits Abu Darda radhiallahu 'anhu bahwasannya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Apabila seorang hamba melaknat sesuatu maka laknat tersebut naik ke langit, lalu tertutuplah pintu-pintu langit. Kemudian laknat itu turun ke bumi lalu ia mengambil ke kanan dan ke kiri. Apabila ia tidak mendapatkan kelapangan, maka ia kembali kepada orang yang dilaknat jika memang berhak mendapatkan laknat dan jika tidak ia kembali kepada orang yang mengucapkannya.”

Kata Al Hafidh Ibnu Hajar hafidhahullah tentang hadits ini : “Sanadnya jayyid (bagus). Hadits ini memiliki syahid dari hadits Ibnu Mas’ud radhiallahu 'anhu dengan sanad yang hasan. Juga memiliki syahid lain yang dikeluarkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi dari hadits Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma. Para perawinya adalah orang-orang kepercayaan (tsiqah), akan tetapi haditsnya mursal.”

Ada beberapa hal yang dikecualikan dalam larangan melaknat ini yakni kita boleh melaknat para pelaku maksiat dari kalangan Muslimin namun tidak secara ta’yin (menunjuk langsung dengan menyebut nama atau pelakunya). Tetapi laknat itu ditujukan secara umum, misal kita katakan : “Semoga Allah melaknat para pembegal jalanan itu… .”

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam sendiri telah melaknat wanita yang menyambung rambut dan wanita yang minta disambungkan rambutnya.

Beliau juga melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki dan masih banyak lagi. Berikut ini kami sebutkan beberapa haditsnya : “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam melaknat wanita yang menyambung rambutnya (dengan rambut palsu/konde) dan wanita yang minta disambungkan rambutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya)

Beliau Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengabarkan :

“Allah melaknat wanita yang membuat tato, wanita yang minta dibuatkan tato, wanita yang mencabut alisnya, wanita yang minta dicabutkan alisnya, dan melaknat wanita yang mengikir giginya untuk tujuan memperindahnya, wanita yang merubah ciptaan Allah Azza wa Jalla.” (HR. Bukhari dan Muslim dari shahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu 'anhu)

“Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR. Bukhari dalam Shahihnya)

Dibolehkan juga melaknat orang kafir yang sudah meninggal dengan menyebut namanya untuk menerangkan keadaannya kepada manusia dan untuk maslahat syar’iyah. Adapun jika tidak ada maslahat syar’iyah maka tidak boleh karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Janganlah kalian mencaci orang-orang yang telah meninggal karena mereka telah sampai/menemui (balasan dari) apa yang dulunya mereka perbuat.” (HR. Bukhari dalam Shahihnya dari hadits ‘Aisyah radhiallahu 'anha)

Setelah kita mengetahui buruknya perangai ini dan ancaman serta bahayanya yang bakal diterima oleh pengucapnya, maka hendaklah kita bertakwa kepada Allah Ta’ala. Janganlah kita membiasakan lisan kita untuk melaknat karena kebencian dan ketidaksenangan pada seseorang. Kita bertakwa kepada Allah Ta’ala dengan menjaga dan membersihkan lisan kita dari ucapan yang tidak pantas dan kita basahi selalu dengan kalimat thayyibah. Wallahu a’lam bis shawwab.


(Dikutip dari MUSLIMAH Edisi 37/1421 H/2001 M Rubrik Akhlaq, MENJAGA LISAN DARI MELAKNAT Oleh : Ummu Ishaq Al Atsariyah. Terjemahan dari Kitab Nasihati lin Nisa’ karya Ummu Abdillah bintu Syaikh Muqbil Al Wadi’iyyah dengan beberapa perubahan dan tambahan)

http://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=16

Photo : Women in Islam

Celoteh Zahra* (11)

Tentang Kerbau

"Mamah, kerbau itu apa sih?" tanya Zahra tiba-tiba ketika kami sedang berjalan di depan sebuah pertokoan beberapa minggu yang lalu.

Aah.... saya baru ngeh kalau selama ini saya lupa mengenalkan kerbau kepada Zahra !

----

Tentang Ghibah

Beberapa hari setelah kejadian di atas, pada waktu saya sedang sholat maghrib, zahra menghampiri saya. Ditunggunya saya hingga selesai. Setelah sholat maghrib rampung, Zahra mulai bicara dan bertanya ini dan itu. Saya memanfaatkan momen tersebut untuk memberi khasanah pengetahuan kepadanya dengan mengulangi "pelajaran" yang pernah berikan kepadanya seperti apa itu amal sholeh dan contoh-contohnya serta apa itu maksiat dan contoh-contohnya. Karena Zahra terlihat cukup paham, saya tambahkan khasanah baru, yaitu tentang ghibah.

"Mama mau cerita tentang ghibah....", saya pun mulai "pelajaran". "Ghibah itu..... (bla...bla...bla...)." seraya memberi contoh-contoh yang dekat dengannya.

Seperti biasa, Zahra selalu senang mendengar mamahnya "bercerita". Jarang-jarang mamahnya secara sukarela bercerita (tanpa diminta).

"Zahra ngerti?" tanya saya. (Saya lupa apakah Zahra menjawab atau mengangguk saja. Yang jelas, kesimpulan di benak saya, Zahra waktu itu cukup paham).

Tanpa diminta, Zahra mencoba membuat resume "pelajaran" yang diberikan mamahnya, mulai dari syirik, mencuri, berbohong, dst. Bahasanya sih amburadul, loncat ke sana ke mari. Saya biarkan saja, sampai kemudian Zahra bertanya,

"Mamah, ghibah itu rumahnya dimana....?"

Hahahaha..... pecahlah tawa saya seketika itu (:

*) Usia Zahra 4 tahun 7 bulan

Finding Facts with Zahra : Bee & Honey

Zahra found it so awesome to know that honey comes from bees. That bees make journey from flowers to flowers to gather the honey. The human put the honey in a special containers, sell them at supermarket, bought by mommy, and finally consumed by Zahra.

Zahra loves bees, not only because they produce honey, but also because they are small cute animals with special yellow stripes. On top of that, Allah mention this animal in our Noble Qur'an. Zahra knew then that there is one Surah named An-Nahl, meaning "bee".

"Aku sayaaaaaaang pada lebah !" that's what Zahra said eversince.

Berani Tidur Sendiri

Membiasakan anak tidur di kamar sendiri barangkali tak bisa semalam jadi. Kuncinya kesabaran dan rasa cinta Anda.
Memang tak mudah bagi orangtua untuk membuat anak mau tidur sendiri. Apalagi, jika sejak kecil tidak dibiasakan. Padahal, tidur di kamar sendiri bisa membangun kemandirian dan rasa percaya diri anak.
Mengajarkan anak tidur sendiri sebetulnya bisa diajarkan sejak dini. Caranya sebelum usia setahun, anak tidur sendiri di dalam boksnya. Baru di usia dua tahun, orangtua bisa mulai mengajarkan anak tidur di kamarnya sendiri. Sebab di usia ini, ego anak mulai berkembang sehingga mereka mulai memiliki rasa memiliki dan bisa diajarkan tentang ruang pribadi.
Kemungkinan anak memang akan merasakan perasaan tidak nyaman (separation anxiety ) ketika ia mulai diajarkan tidur sendiri. Apalagi jika sebelumnya anak tidur bersama Anda dalam jangka waktu yang lebih lama, maka mereka akan semakin tergantung pada kehadiran Anda. Padahal, masa-masa ini merupakan masa-pembentukan karakter anak. Anda sebaiknya terus berada di samping mereka secara emosi dan secara fisik, melihat dunia dari sudut pandang mereka, dan memahami kesulitannya.
Berikut beberapa hal yang harus dilakukan orangtua ketika mulai mengajarkan Si Kecil mau dan berani tidur di kamarnya sendiri.
1. Siapkan kamar tidur anak senyaman dan seaman mungkin. Gunakan warna-warna lembut, seprai dan selimut yang nyaman. Anda bisa juga sediakan buku-buku bacaan untuk pengantar tidur anak.
2. Luangkan waktu untuk mengatur kamar anak bersama anak. Berikan keleluasaan pada anak untuk mengatur kamarnya. Dari mulai dekorasi, barang-barang, hingga posisinya.
3. Beri anak pujian atau hadiah bila mereka menyiapkan kamar tidurnya sendiri atau jika mereka sudah berani tidur sendiri. Ini akan membantu meningkatkan rasa percaya diri mereka.
4. Sebisa mungkin cukupi kebutuhan minum anak sebelum tidur, sehingga anak tidak terbangun karena haus. Tapi ingat, anak sebaiknya juga jangan terlalu banyak minum supaya tidak sering terbangun untuk buang air kecil.
5. Dongeng sebelum tidur atau obrolan sebelum tidur akan membantu anak merasa tenang dan aman. Jangan lupa, peluk mereka sebelum tidur.
6. Tak ada salahnya Anda menemani tidur di kamar anak, khususnya pada awal-awal anak tidur sendiri. Tujuannya, agar anak merasa aman pada saat mereka terbangun. Pelan-pelan, tinggalkan anak untuk tidur sendiri sepenuhnya.
7. Bangunkan anak di pagi hari dengan pelukan. Tunjukkan betapa Anda bangga pada mereka karena telah berani tidur sendiri di kamarnya.

>> Agar Anak Tidur Nyenyak
1. Yang pertama harus Anda lakukan adalah fokus pada awal anak berangkat tidur. Jika fase berangkat tidur ini lancar, biasanya yang lain juga tak masalah.
2. Luangkan waktu untuk menurunkan “tensi” aktivitas anak. Hindari permainan-permainan fisik yang menguras tenaga anak, memutar film horor atau menyeramkan, atau aktivitas lain yang akan menstimulasi anak. Ingat, anak bukanlah orang dewasa yang mampu membuang hal-hal lain sebelum berangkat tidur.
3. Lakukan rutinitas. Misalnya, membiarkan anak membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan sebelum tidur. Ini akan membuat anak merasa nyaman sehingga tidurnya tidak terganggu.

>> Kok, Balik ke Kamar Mama?
Bagaimana jika anak sudah terbiasa tidur di kamarnya sendiri, tapi tiba-tiba ia kembali ke kamar tidur Anda dan ingin tidur bersama Anda?
1. Bisa saja anak memang belum mengantuk. Sebab di usia lima tahun, anak membutuhkan lebih banyak waktu untuk tidur ketimbang orang dewasa. Atau, anak tidak terlalu aktif atau sudah tidur pada siang harinya, sehingga mereka tidak mengantuk pada malam hari. Kalau ini yang terjadi, ajak anak untuk sedikit beraktivitas supaya letih dan mengantuk, atau kurangi waktu tidur siangnya.
2. Timbulnya perasaan tak aman. Misalnya, jika anak sudah masuk usia sekolah. Bisa jadi ia stres karena tugas atau situasi di sekolahnya. Rasa cemas atau takut ini juga bisa muncul dari situasi di rumah, dari mulai punya adik, baru pindah rumah, perceraian atau pertengkaran orangtua, dan sebagainya.
3. Mimpi buruk juga kerap membuat anak takut tidur. Seperti mimpi tentang makhluk mengerikan, makhluk angkasa luar, binatang buas akan terkesan seperti nyata bagi anak-anak. Pasalnya mereka berada pada usia di mana mereka tengah belajar membedakan antara imajinasi dan kenyataan. Mimpi buruk bahkan kerapkali membuat anak tak lagi mau tidur di kamar dimana ia bermimpi. Coba tanyakan apa yang membuatnya takut. Biarkan ia menceritakan mimpi buruknya. Setelah selesai, tawarkan ia solusi, misalnya membaca doa atau menyalakan lampu. Sebisa mungkin biarkan anak tetap tidur di kamarnya sendiri.
Mimpi buruk juga bisa terjadi bila anak kecapaian. Cari tahu, apakah siang harinya anak memang terlalu banyak beraktivitas. Jika ya, buatlah jadwal untuk mengatur waktu tidur anak, sehingga ia tak lagi kecapaian.
4. Beberapa hal kerap luput dari perhatian orangtua sehingga anak tak nyenyak tidur di kamarnya sendiri. Anak, seperti halnya orang dewasa, sangat sensitif terhadap hal-hal kecil di lingkungan kamarnya. Kamar yang terlalu pengap, terlalu dingin, terlalu terang, terlalu berisik, kasur yang terlalu keras, seprai yang terlalu lama tidak diganti, bisa menjadi alasan anak enggan tidur di kamarnya sendiri.
Bahkan, hal-hal seperti kamar yang terlalu jauh dari kulkas, sehingga anak butuh waktu untuk mengambil minum saat terbangun di malam hari, acapkali membuat anak jadi malas tidur di kamarnya sendiri.
5. Yang tak boleh diabaikan adalah bila anak menunjukkan gejala-gejala medis ketika ia sulit tidur. Serangan asma atau muntah pada malam hari bisa membuat anak takut tidur sendiri. Orangtua harus waspada terhadap situasi ini, sehingga bisa mencari solusi yang tepat.
Untuk masalah yang lebih ringan, orangtua harus meyakinkan anak bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sekaligus membuatnya mau tidur lagi di kamarnya sendiri. Perhatian orangtua juga menjadi faktor yang sangat membantu. Boleh juga bila orangtua secara berkala menjenguk Si Kecil di kamarnya dan menemaninya tidur lagi bila ia terbangun.
Hasto Prianggoro/Berbagai Sumber
http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Anak/Berani-Tidur-Sendiri
Aku melihat detik-detik kehidupan lambat laun habis
Namun keinginan-keinginanku masih belum terpenuhi
Suatu perjalanan panjang terbentang di hadapanku
Sedangkan aku tiada bekal untuk jalan itu.....
Aku menentang Tuhanku... melanggar perintah-Nya terang-terangan...
Sementara Ia mengawasiku setiap saat...
Apapun yang telah terjadi tak dapat di hapuskan...
Dan waktu yg berlalu tak dapat di tarik kembali....
Seandainya tidak ada adzab setelah kematian,
Tiada janji akan surga,
Tiada ancaman akan neraka,
Kematian dan kebusukan cukup sebagai peringatan
Agar kita menjauhi yang sia-sia.....

(Copas dari status Teh Ade Mulyati dengan perubahan seperlunya)