Berbahagialah dengan Tauhid


Saudariku muslimah yang dimuliakan Allah..

Pernahkah terbetik olehmu, untuk apakah kita diciptakan di dunia ini, sedangkan pada akhirnya kita akan dimatikan? Ketahuilah wahai Saudariku, Allah Ta’ala itu Maha Berkehendak, Yang menghendaki terciptanya alam semesta dan seluruh isinya serta menghendaki hikmah di balik semua penciptaan ini. Ibnu Qoyyim Al-Jauziyahrahimahullah mengatakan, “Apakah kalian diciptakan tanpa ada maksud dan hikmah, tidak untuk beribadah kepada Allah, dan juga tanpa ada balasan dari-Nya?”

Saudariku, Tahukah Engkau Apakah Tauhid Itu?

  • Tauhid Secara Bahasa

Kata “tauhid” dalam Bahasa Arab adalah bentuk kata benda abstrak (maṣdar) dari kata waḥḥada – yuwaḥḥidu – tauḥīdan. Waḥḥada artinya “menjadikan satu sesuatu”. Sesuatu yang satu adalah sesuatu yang berdiri sendiri dan tidak bersekutu dengan yang lainnya.

  • Tauhid Secara Syariat

Makna tauhid secara syari’at adalah mengesakan Allah Ta’ala dalam beribadah, yaitu menjadikan seluruh ibadah dan ketaatan hanya untuk Allah Ta’ala semata dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),

“ … dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah … ” (QS. Al-Anfaal: 39),

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun … ” (QS. An-Nisa: 36),

“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).” (QS. Al-Mu`min: 14)

Macam-Macam Tauhid

1. Tauhid Rububiyyah

Tauhid rububiyyah adalah pengakuan bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya Dzat yang menciptakan alam semesta, yang mengatur segala urusan, menghidupkan, mematikan, dan memberi rizki. Tauhid rububiyyahmencakup keimanan kepada tiga hal, yaitu: 1) beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah Ta’ala secara umum, seperti menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan, dan lain-lain; 2) beriman kepada qadha` danqadar Allah Ta’ala; dan 3) beriman kepada keesaan Dzat-Nya.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah, ‘Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mu lah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).’” (QS. Ali-Imran: 26-27)

Pengakuan tauhid rububiyyah sebenarnya sudah tertanam dalam fitrah manusia, sehingga hampir semua manusia mengakui dan tidak mengingkarinya, baik muslim maupun kafir, baik dahulu maupun sekarang. AllahTa’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah, ‘Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab: Allah. Maka katakanlah, Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?(QS. Yunus: 31)

Namun, ketahuilah wahai Saudariku, pengakuan bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya pencipta, pengatur, pemelihara alam semesta ini, dan pemberi rizki untuk hamba-hamba-Nya, tidaklah cukup untuk bisa menggolongkan seseorang sebagai seorang mukmin (orang yang beriman). Sebagaimana kaum musyrikin zaman dulu, seperti Abu Jahal dan pengikutnya, mereka mengakui tauhid rububiyyah, namun semua itu tidaklah memasukkan mereka kepada golongan orang-orang yang beriman. Bahkan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasalam memerangi dan menghalalkan darah dan harta mereka.

2. Tauhid Uluhiyyah

Tauhid uluhiyyah adalah mengesakan Allah Ta’ala sebagai satu-satunya tujuan perbuatan-perbuatan hamba yang dilakukan dalam rangka beribadah dan ber-taqarrub (mendekatkan diri), seperti berdoa, rasa takut, berharap, bertawakkal, memohon pertolongan dan perlindungan, berkurban, bernadzar, dan lain sebagainya. Uluhiyyahmaknanya adalah ibadah. Oleh karena itu, tauhid uluhiyyah disebut juga dengan tauhid ibadah.

Ibadah secara bahasa adalah ketundukan dan kehinaan. Sedangkan ibadah dalam istilah syar’i didefinisikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah sebagai “suatu istilah bagi semua hal yang dicintai oleh Allah Ta’ala dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan yang lahir ataupun batin”. Ibadah mencakup tiga rukun yang ketiganya harus terkumpul pada seorang hamba, yaitu rasa cinta, harap, dan takut.

Ibadah adalah puncak kecintaan dan keridhaan kepada Allah Ta’ala, karena untuk ibadahlah manusia diciptakan oleh-Nya. Hal ini terkandung di dalam firman-Nya (yang artinya), “Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56). Untuk tujuan ini pula diutus para Rasul ‘alaihimussalam, seperti dalam firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu.’“ (QS. An-Nahl: 36).

Ketahuilah Saudariku, tauhid uluhiyyah ini merupakan konsekuensi dari tauhid rububiyyah dan tauhid asma` wa shifat (yang akan datang penjelasannya). Kemurnian tauhid uluhiyyah ini diwujudkan dengan dua hal, yaitu: 1) seluruh ibadah hanya diperuntukkan kepada Allah Ta’ala saja, bukan kepada yang lainnya; 2) dalam pelaksanaan ibadah tersebut harus sesuai dengan syariat Allah Ta’ala.

3. Tauhid Asma` wa Shifat

Tauhid asma` wa shifat adalah keyakinan tentang keesaan Allah Ta’ala dalam hal nama dan sifat-Nya yang terdapat di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, disertai dengan mengimani makna-makna dan hukum-hukumnya (konsekuensi-konsekuensinya). Menetapkan sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah Ta’ala sebagaimana yang telah ditetapkan-Nya untuk diri-Nya sendiri atau ditetapkan oleh Rasul-Nya, begitu pula meniadakan sifat-sifat kekurangan yang ditiadakan oleh Allah dan Rasul-Nya dari diri-Nya. Dengan demikian wajib bagi kita untuk menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah Ta’ala sesuai dengan kemuliaan dan keagungan-Nya.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hanya milik Allah-lah asmaul husna (nama-nama yang terbaik), maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raaf: 180).

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tauhid asma` wa shifat antara lain:

  1. Harus menetapkan semua nama dan sifat Allah Ta’ala, tidak menafikan (meniadakan) dan tidak pula menolaknya.
  2. Tidak boleh melampaui batas dengan menamai atau mensifati Allah Ta’ala di luar nama dan sifat yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
  3. Tidak menyerupakan nama dan sifat Allah Ta’ala dengan nama dan sifat para makhluk-Nya.
  4. Tidak perlu (dan tidak memungkinkan) untuk mencari tahu hakikat (bentuk sebenarnya) dari sifat-sifat Allah tersebut.
  5. Beribadah kepada Allah Ta’ala sesuai dengan konsekuensi nama dan sifat-Nya. (Mutiara Faidah Kitab At-Tauhid, hal. 10)

Saudariku, ketahuilah bahwa nama-nama Allah Ta’ala tidak hanya berjumlah sembilan puluh sembilan seperti yang sering kita dengar, akan tetapi nama-nama Allah sangatlah banyak. Tidak ada seorang pun yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah Ta’ala semata. Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad tentang doa bagi orang yang sedih atau bimbang, disebutkan, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan semua nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau pergunakan sebagai nama diri-Mu sendiri, atau yang Engkau turunkan di dalam kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau simpan di dalam ilmu ghaib di sisi-Mu…”

Syirik Lawan dari Tauhid

Syirik adalah mensejajarkan (menyamakan) selain Allah dengan Allah Ta’ala dalam hal-hal yang termasuk kekhususan bagi Allah Ta’ala. Kemusyrikan merupakan kedzaliman yang paling besar. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.’” (QS. Luqman: 13)

Dzalim adalah meletakan sesuatu pada yang bukan tempatnya. Maka benarlah jika syirik dikatakan dzalim, karena syirik mengandung unsur penempatan ibadah bukan pada tempatnya. Inilah kedzaliman terbesar yang sekarang banyak terjadi di masyarakat.

Ditinjau dari besar kecilnya, syirik terbagi menjadi dua macam yaitu:

  1. Syirik akbar (besar), yaitu memalingkan sebagian bentuk ibadah kepada selain Allah Ta’ala, seperti doa, kurban, nadzar yang ditujukan kepada selain Allah Ta’ala, seperti ditujukan kepada penghuni kubur, jin, setan dan lain-lain. Syirik ini dapat menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, mengekalkan pelakunya di neraka, menghapuskan seluruh amal baiknya, pelakunya boleh diperangi dan tidak akan diampuni.
  2. Syirik aṣghar (kecil), yaitu semua bentuk sarana (perantara) yang akan mengantarkan kepada syirik akbar. Pelaku syirik aṣghar tidak dikeluarkan dari Islam, akan tetapi berkurang tauhidnya, terancam masuk neraka namun tidak kekal. Syirik ini hanya menghapuskan pahala amal yang bercampur dengan syirik tersebut. Pelakunya tidak diperangi dan masih memungkinkan untuk diampuni (menurut pendapat sebagian ulama). Namun Saudariku, kita harus berhati-hati dengan amal perbuatan kita, agar tidak tercampur dengan syirik kecil ini, seperti sabda Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam, “Sesungguhnya hal yang paling aku takuti menimpa kalian ialah syirik kecil, yaitu riya.” (shahih, HR. Ahmad)

Ditinjau dari tampak dan tidaknya, syirik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  1. Syirik jali (jelas), yaitu syirik yang terjadi dalam perkataan dan perbuatan. Jadi perbuatan syirik itu tampak dan dapat kita saksikan atau dengarkan.
  2. Syirik khafi (samar atau tersembunyi), yaitu syirik yang terkait dengan niat dan keyakinan. Disebut khafi karena tersembunyi dari diri pelakunya sendiri, terlebih orang lain, atau karena pelakunya menyembunyikannya dari manusia, sehingga tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Ta’ala.

Saudariku, inilah syirik, lawan dari tauhid yang sangat penting untuk kita ketahui dan kita cermati dalam setiap amalan kita. Karena perbuatan kemusyrikan tidak akan mendapatkan ampunan dari Allah Ta’ala apabila pelakunya meninggal dunia dan belum bertaubat darinya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS. An-Nisa`: 48)

Maka wajib bagi kita untuk menjaga keimanan kita dari noda-noda syirik. Janganlah Engkau mengotori amalmu hanya karena menginginkan pujian manusia. Janganlah Engkau khianati Rabb-mu hanya untuk sekedar menengok ramalan bintang di majalah harianmu. Ingatlah balasan untuk kesabaranmu atas semua ini, yaitu surga.

Keistimewaan Ahli Tauhid

Tidak bisa kita pungkiri bahwa ilmu dan amal yang paling mulia adalah ilmu dan amal tauhid, karena ilmu dan amal tersebut berkaitan dengan Dzat Yang Paling Mulia, yaitu Allah Ta’ala. Maka orang-orang yang benar-benar bertauhid akan mendapatkan balasan dan keistimewaan dari Allah Ta’ala, di antaranya:

  1. Mendapatkan ketenangan dan hidayah.
  2. Mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan diterima amalnya di akhirat.
  3. Pasti masuk surga.
  4. Terbebas dari adzab dan api neraka.
  5. Diampuni seluruh dosanya.
  6. Bobot timbangan tauhid mengalahkan bobot timbangan langit dan bumi.

Oleh karena itu, jika kita ingin mendapatkan keistimewaan-keistimewaan dari Allah Ta’ala tersebut maka kita harus memurnikan tauhid dalam diri kita dengan memiliki ilmu tauhid yang sempurna, meyakini kebenaran tauhid yang telah diilmui, dan mengamalkan ajaran tauhid dengan penuh ketundukan.

Saudariku, maka sekarang telah jelas, mengapa kita hidup di dunia ini? Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan,“Tujuan yang terpuji yang jika setiap insan merealisasikannya bisa menggapai kesempurnaan, kebahagiaan hidup, dan keselamatan adalah dengan mengenal, mencintai, dan beribadah kepada Allah semata dan tidak berbuat syirik kepada-Nya. Inilah hakikat dari perkataan seorang hamba Laa ilaha illallah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah).’ Dengan kalimat inilah para Rasul diutus dan semua kitab diturunkan. Suatu jiwa tidaklah menjadi baik, suci, dan sempurna melainkan dengan mentauhidkan Allah semata.”(Miftaah Daaris Sa’aadah, 2/120)

Kami memohon kepada Allah Ta’ala agar memudahkan kita dalam bertauhid kepada-Nya dan menjauhkan kita dari noda-noda kemusyrikan. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdu lillahi Rabbil ‘alamin.

[Ummu Ahmad]

Referensi :

- Durūsun min Al-Qur’anil Karīm, Dr. Ṣālih bin Fauzān bin ‘Abdullah Al-Fauzān, Dārul ‘Āṣimah.

- Hal-hal yang Wajib Diketahui Setiap Muslim [Terj. At-Tanbīhāt Al-Mukhtaṣarah], Ibrahim bin Asy-Syaikh Ṣālih bin Ahmad al-Khuraiṣi, Pustaka Imam Syafi’i.

- Sudah Benarkah Aqidah Kita? [Terj. Al-Irsyad Ilaa Ṣahīhil I’tiqad], Dr. Ṣālih bin Fauzān bin ‘Abdullah Al-Fauzān, Pustaka Ash-Shahiha.

- Mutiara Faidah Kitab At Tauhid, Abu Isa Abdullah bin Salam, Pustaka Muslim.

- Artikel Untuk Apa Kita Diciptakan di Dunia?, Muhammad Abduh Tuasikal, www.rumaysho.com

http://buletinzuhairoh.wordpress.com/2011/04/28/berbahagialah-dengan-tauhid/

Photo : Morguefile


Stimulasi Pada Anak Umur 48-60 Bulan



Menjelang pergantian usianya ke 4 tahun (bukan untuk merayakan loh ya...'coz we don't celebrate b'day), kayaknya perlu persiapan untuk stimulasi kemampuan Zahra. Sebagian hal sudah dilakukan, sebagian belum dicoba, sebagian lagi tampaknya tidak dapat dilakukan. Berikut penjelasannya yang saya dapat dari blognya dr. Agus.

---------------

MOTORIK KASAR

Stimulasi yang perlu dilanjutkan :
Dorong anak main bola, lari, lompat dengan 1 kaki, lompat jauh, jalan di alas papan sempit/permainan keseimbangan tubuh, berayunayun dan memanjat.

1. Lomba Karung.

Ambil karung/train sarung yang cukup lebar untuk menutup bagian bawah tubuh dan kedua kaki anak. Tunjukkan pada anak dan teman-temannya cara memakai karung dan melompat-loin Pat, siapa yang paling cepat/dulu sampai garis tujuan.

2. Main Engklek.

Gambar kotak-kotak permainan engklek di lantai. Ajari anak dan teman-temannya cara bermain engklek.

3. Melompati Tali.

Pada waktu anak bermain dengan teman sebayanya, tunjuk 2 anak untuk memegang tali raffia (panjang 1 meter), atur jarak dari tanah, jangan terlalu tinggi. Tunjukkan kepada anak cara melompati tali dan bermain “katak melompat”.


MOTORIK HALUS

Stimulasi yang pertu dilanjutkan:

Ajak anak bermain puzzle, menggambar, menghitung, memilih dan mengelompokkan, memotong dan menempel gambar.

1. Konsep Tentang “Separuh atau Satu”

Bila anak sudah bisa menyusun puzzle, ajak anak membuat lingkaran dan segi empat dari kertas/karton, gunting menjadi dua bagian. Tunjukkan pada anak bagaimana menyatukan dua bagian tersebut menjadi satu bagian.

2. Menggambar

Ketika anak sedang menggambar, mints anak melengkapi gambar tersebut, misal : menggambar baju pada gambar orang, menggambar pohon, bunga, matahari, pagar pada gambar rumah, dan sebagainya.

3. Mencocokkan dan Menghitung

Bila anak sudah bisa berhitung dan kenal angka, buat 1 set kartu yang ditulisi angka 1-10. Letakkan kartu itu berurutan di alas meja. Minta anak menghitung benda-benda kecil yang ada di rumah seperti kacang, batu kerikil, biji sawn dan lain-lain, sejumlah angka yang tertera pada kartu. Kemudian letakkan benda-benda tersebut di dekat kartu angka yang cocok.

4. Menggunting

Bila anak sudah bisa memakai gunting tumpul, ajari cara menggunting kedas yang sudah dilipat-lipat, membuat suatu bentuk seperti rumbai-rumbai, orang, binatang, mobil dari sebagainya.

5. Membandingkan Besar/Kecil, Banyak/Sedikit, Berat/Ringan

Ajak anak bermain menyusun 3 buah piring berbeda ukuran atau 3 gelas diisi air dengan isi tidak sama. Minta anak menyusun piring/gelas tersebut dari yang ukuran kecil/jumlah sedikit ke besar/banyak atau dari ringan ke berat. Bila anak dapat menyusun ketiga benda itu, tambah jumlahnya menjadi 4 atau lebih.

6. Percobaan ilmiah

Sediakan 3 gelas isi air. Pada gelas pertama tambahkan 1 sendok teh gula pasir dan bantu anak ketika mengaduk gula tersebut. Pada gelas kedua masukkan gabus dan pada gelas ketiga masukkan kelereng. Bicarakan mengenai hasilnya ketika anak melakukan “percobaan” ini.

7. Berkebun.

Ajak anak menanam biji kacang tanah/kacang hijau di kaleng /gelas aqua bekas yang telah diisi tanah. Bantu anak menyirami tanaman tersebut setiap hari. Ajak anak memperhatikan pertumbuhannya dari hari ke hari. Bicarakan mengenai bagaimana tanaman, binatang dan anak-anak tumbuh/bertambah besar.


BICARA & BAHASA

Stimulasi yang perlu dilanjutkan:

  • Buat anak mau bertanya dan berceritera tentang apa yang dilihat & didengarnya.
  • Dorong anak sering melihat buku. Buat agar ia melihat anda membaca buku.
  • Bantu anak dalam memilih acara TV, batasi waktu menonton TV maksimal 2 jam sehari. Dampingi anak menonton TV dan jelaskan kejadian yang baik dan buruk. Ingat bahwa acara dan berita di TV dapat berpengaruh buruk pada anak.

1. Belajar Mengingat-ingat.

Masukkan sejumlah benda/mainan anak ke sebuah kantung. Minta anak memperhatikan anda ketika anda mengambil 3-4 macam benda kecil/dari kantung tersebut. Letakkan di atas meja dan minta anak menyebut nama benda/mainan satu persatu.

Kemudian, minta anak menutup matanya, dan ambil salah satu benda tadi. Tanyakan kepada anak benda apa yang hilang. Bila ia sudah menguasai permainan ini, tambahkan jumlah benda yang diletakkan di meja.

2. Mengenal Huruf dan Simbol.

Tulis nama benda-benda yang ada di ruangan pada sepotong kertas kecil. Kemudian tempel kertas tersebut pada setiap benda, misainya: tulisan meja ditempel di meja, tulisan buku, bunga, bantal dan sebagainya. Minta anak menyebutkan tulisan di kertas tersebut. Ajari anak mengenali tanda-tanda di sepanjang jalan.

3. Mengenal Angka.

Bantu anak mengenali angka dan berhitung. Ajak anak bermain kartu, gunakan kartu angka 2-10.

4. Membaca Majalah.

Kumpulkan majalah anak (bekas) atau bila mungkin berlangganan majalah anak. Bacakan dan ajak anak melihat majalah tersebut. Bila berlanggganan lakukan secara teratur setiap penerbitan majalah itu.

5. Mengenal Musim.

Bantu anak mengenal musim hujan dan kemarau. Bicarakan apa yang terjadi pada kedua musim itu, pengaruhnya terhadap tanaman, binatang dan alam sekitarnya.

6. Buku Kegiatan Keluarga.

Ajak anak membuat buku kegiatan keluarga dengan mengumpulkan foto/gambar anggota keluarga, benda-benda dari berbagai tempat yang pernah dikunjungi anak, dan sebagainya.

7. Mengunjungi Perpustakaan.

Sesering mungkin bawa anak mengunjungi taman bacaan/perpustakaan anak-anak. Pinjam buku yang menarik perhatian anak dan bacakan untuk anak.

8. Melengkapi Kalimat.

Buat kalimat pemyataan ‘mengenai apa yang anda dan anak lakukan bersarna dan minta anak menyelesaikannya. Misalnya sehabis mengajak anak ke kebun binatang; “Kemarin kami pergi ke...” atau sehabis mengajak anak makan mie bakso; “Makanan kesukaan adik adalah....”

9. Bercerita “Ketika Saya Masih Kecil”.

Anak senang mendengar cerita tentang masa kecil orangtuanya dan senang bercerita tentang “masa kecil anak”. Ceritakan kepada anak masa kecil anda dan selanjutnya minta anak menceritakan masa keciinya.

10. Membantu Pekerjaan di Dapur.

Katakan pada anak bahwa anda mengangkatnya sebagai “asisten” anda. Minta anak membantu memotong sayuran. menyiapkan dan mernbersihkan meja makan, dan lain-lain. Buat agar anak mau menjelaskan apa yang sedang dilakukannya. Katakan betapa menyenangkan dapat membantu sesama dan mengerjakan sesuatu dengan baik.


SOSIALISASI & KEMANDIRIAN

Stimulasi yang perlu dilanjutkan:

  • Berikan tugas rutin pada anak dalam kegiatan di rumah, ajak anak membantu anda di dapur dan makan bersama keluarga
  • Buat agar anak bermain dengan teman sebayanya.
  • Ajak anak berbicara tentang seputar yang dirasakan anak.
  • Bersama-sama anak buatlah rencana jalan-jalan sesering mungkin.


1. Membentuk kemandirian

Bed kesempatan pada anak untuk mengunjungi tetangga dekat, teman atau saudara tanpa ditemani anda. Selanjutnya minta anak bercerita tentang kunjungannya itu.

2. Membuat “Album” Keluarga

Bantu anak membuat album keluarga yang ditempeli dengan foto-foto anggota keluarga. Tulis nama setiap orang di bawah fotonya.

3. Membuat “Boneka”.

Tunjukkan cara membuat “boneka” dari kertas. Gambar bagian muka dengan spidol. Agar dapat berdiri tegak, pasang lidi sebagai “rangka/badan” boneka. Atau buat “boneka” dari kaos kaki bekas. Gambar-mata, hidung dan mulut. Gerakkan jari-jari tangan anda seolah-olah boneka, itu dapat berbicara. Buat agar anak mau bermain dengan temannya selain bermain sendiri.

4. Menggambar Orang.

Tunjukkan pada anak cara menggambar orang pada selembar kertas. Jelaskan ketika anda menggambar mata, hidung, bibir dan baju.

5. Mengikuti Aturan Permainan/Petunjuk.

Ajak anak bermain sekaligus belajar mengikuti aturan/petunjuk permainan. Pada awal permainan, beri perintah kepada anak, misalnya “berjalan 3 langkah besar ke depan atau berjalan mundur 5 langkah jinjit”. Setiap kali akan menjalankan perintah itu, minta anak mengatakan: “Bolehkah saya memulainya?”

Setelah anak bisa memainkan permainan ini, bergantian anak yang memberikan perintah dan anda yang mengatakan: “Bolehkah saya memulainya?”

6. Bermain Kreatif dengan Teman-temannya.

Undang ke rumah 2-3 anak yang sebaya. Ajari anak-anak permainan dengan bernyanyi, membuat boneka dari kertas/kaos kaki bekas dan kemudian memainkannya. Minta anak mau menirukan tingkah laku binatang seperti yang dilihatnya di kebun binatang.

7. Bermain “Berjualan dan Berbelanja di Toko”.

Kumpulkan benda-benda yang ada di rumah seperti sepatu, sendal, buku, mainan, majalah, dan sebagainya untuk bermain “belanja di toko”. Tulis harga setiap benda pada secarik kertas kecil. Buat “uang kertas” dari potongan kertas dan “uang logam” dari kancing/tutup botol. Kemudian minta anak berperan sebagai pemilik toko, anda dan anak yang lain pura-pura membeli benda-benda itu dengan “uang kertas” dan “uang logam”. Selanjutnya secara bergantian anak-anak menjadi pembeli dan pemilik toko.

Sumber : http://balitakami.wordpress.com/2008/09/15/stimulasi-pada-anak-umur-48-60-bulan/#gerakhalus