Intermezzo : Kurma Basah vs Dialog yang Gak Nyambung


Di Sabtu sore, ketika saya sedang asyik menyetrika, bel rumah berbunyi, "Ting, Tong !!"

Hani : "Siapaaa....??"
Tamu : "N$)*5&jFvzm#kla$@..."
Hani : (Tambah kencang) "Siapaaaa....????"
Tamu : "௴ழஙஉ௹௸ௌஞஏஐஒ௨டற"
Hani : "Whoooo is iiiitttt....??"
Tamu : "௶அஈஊகஂஞழஶஶபய௳ !" (sambil kedengaran bunyi kantong kresek)
Hani : (Mulai mengenali suara tetangga sebelah) "Oooh, sori...sori... Wait, wait a moment!"

Saya pun mengenakan jilbab saya dan membuka pintu. Ternyata memang betul kalo tamu yang datang adalah tetangga right next door yang berkebangsaan Bangladesh. Dia membawa kantong plastik. Gak begitu jelas isi kantong itu apa karena saya tidak pake kacamata.

Tamu : "Lemon....௹ோணதரஏஈ ...."
Hani : (Melihat kantong kresek berisi jeruk nipis) "Aah..... You are leaving?" (mengira-ngira kalo dia mo' pulang kampung dan sisa jeruk nipis yang ada di kulkasnya dihibahkan ke saya)
Tamu : "ஶஈஊஎஸொிஞௗ௹ Qatar..."
Hani : "Aah... Thank you!" (padahal tetep gak ngerti....)
Tamu : (menggelengkan kepada ala India yang kurang lebih artinya "ok")
Hani : "Jazakallahu khair" (saking bingungnya salah ngomong karena harusnya "jazakillah" karena dia perempuan)
Tamu : (senyum)

Asli saya gak ngerti dia ngomong apa. Dia tidak bisa bahasa Inggris, dan tentunya saya juga gak bisa bahasa Bengali. Selama ini smile is just enough and means everything for us. Asli orangnya baik, baik suami maupun istrinya. Jika berpapasan maka mereka akan mendahului mengucapkan salam, "Assalamu'alaikum".

Masih bingung sama "percakapan" kami barusan yang -most probably- gak nyambung, saya buka isi kantong kresek. Huaaa....saya langsung tersenyum lebar melihat butiran kurma basah (ruthab). Subhanallah, sepertinya tetanggaku ini berharap kami berbuka puasa di bulan Ramadhan dengan kurma kesukaan Nabi.....

Teringat suatu hadits :

"Adalah Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassalam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air" [HR. Ahmad 3/163, Abu Daud 2/306, Ibnu Khuzaimah 3/277, 278, Tirmidzi 93/70, dengan dua jalan dari Anas, sanadnya shahih]


Setelah geli dengan dialog yg 'ngasal', ada rasa terharu yang muncul. Pertama, saya bersyukur memiliki tetangga yang memperlakukan kami dengan baik meski kami berbeda bangsa dan bahasa. Kedua, saya belum lama tau bahwa kurma yang disukai Nabi untuk berbuka adalah ruthab. Ketiga, saya dan suami memang berniat mencarinya untuk mengikuti sunnah dan merasakan berbuka puasa "bersama" beliau Sholallahu 'Alaihi Wassalam. Dan ternyata Allah telah memberinya melalui tetanggaku yang baik tersebut. Ternyata iman terhadap Rabb yang sama telah menyatukan hati kami. Subhanallah.....

Masih terkesima memandangi kurma-kurma tersebut, dalam hati saya berharap semoga Allah membalas kebaikan tetanggaku itu dengan ganjaran yang setimpal.....

Tapi.... Ada yang tau hubungan jeruk nipis dengan tradisi di bulan puasa....? ✖‿✖



Doha, 26 Sya'ban 1431 H / 7 Agustus 2010
-Ummu Zahra-



PS :
* Tulisan Tamil di atas adalah rekaan yang saya tidak tau artinya (karena saya juga gak tau tetangga saya bicara apa)