Mengenal Gaya Belajar Anak

Menjadi seorang ibu yang lulusan Psikologi, tidak menjamin saya memahami 100% urusan mendidik anak. Untuk menyokong Zahra, saya pun masih meraba-raba teknik seperti apa yang harus saya terapkan. Dalam hal ini, kecenderungan saya adalah ingin menggenjot hafalan Qur'an (surat-surat pendek) dan ketertarikannya pada kisah-kisah teladan para nabi dan pahlawan-pahlawan Islam. Adapun, pelajaran umum, seperti mengenal abjad, warna, dsb. kelihatannya lebih mudah buat Zahra karena banyaknya media untuk belajar hal-hal tsb secara fun. Terlebih, sekarang Zahra sudah berkeolah di sebuah sekolah internasional di Doha kelas KG 1 (nol kecil).

Mulai darimana dan teknik seperti apa, tampaknya diperlukan pemahaman atas anak kita. Baru-baru ini saya mendengar adanya pembagian tipe gaya belajar anak, yaitu : visual, audio, dan kinestetik. Zaman saya kuliah, saya tidak pernah mendengar pembagian gaya belajar ini. Meski demikian, saya tidak mencoba mencari tahu juga. Saya hanya mengikuti dengan intens komunikasi yang terjadi di milis "Sunnihomeschooling", grup FB "Sunni Home Schooling", dan "Muslim Homeschooling". Meski saya bukan homeschooler, saya melihat banyaknya manfaat berada di antara mereka yang terjun dalam homeschooling. Singkatnya, banyak ilmu yang bisa saya 'curi' dari mereka.

Berikut penjelasan singkat mengenai gaya belajar anak yang saya copas dari dokumen grup FB Sunni Homeschooling.

***

Mengajar Sesuai Gaya Belajar Anak (Visual, Audio, Kinestetik)

Kita bisa mengenali gaya belajar anak melalui tingkah lakunya. Bobbi de Porter (2002) dalam buku Quantum Learning mengurai dengan detail kebiasaan orang-orang yang memiliki gaya belajar VAK, yaitu :


VISUAL


• Rapi dan teratur

• Berbicara dengan cepat

• Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik

• Teliti terhadap detail

• Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi

• Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka

• Mengingat apa yang dilihat, daripada didengar

• Mengingat dengan asosiasi sosial

• Bahasanya tidak terganggu oleh keributan

• Mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali meminta bantuan orang untuk mengulanginya

• Pembaca cepat dan tekun

• Lebih suka membaca daripada dibacakan

• Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh untuk memastikan sesuatu dan memilih bersikap waspada ketika merasa tidak siap mental untuk menerima suatu masalah atau proyek

• Mencorat-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat (mungkin kalau peserta didik, ketika guru berceramah)

• Lupa menyampaikan pesan lisan kepada orang lain

• Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak

• Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato

• Lebih suka seni daripada musik

• Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata

• Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memerhatikan



AUDITORIAL


• Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja

• Mudah terganggu oleh keributan

• Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca

• Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

• Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara

• Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita

• Berbicara dalam irama yang terpola

• Biasanya pembicara yang fasih

• Lebih suka musik daripada seni (menggambar, memahat)

• Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat

• Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar

• Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong sesuatu menjadi beberapa bagian agar sesuai satu sama lain

• Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

• Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik



KINESTETIK


• Berbicara dengan perlahan

• Menanggapi perhatian fisik

• Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka

• Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang

• Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

• Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar

• Belajar melalui memanipulasi dan praktik

• Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

• Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca

• Banyak menggunakan isyarat tubuh

• Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama

Untuk mengetahui tipe belajar anak, kita bisa melakukan pengamatan dan men-chek list- poin2 di atas yang sesuai. Tinggal hitung mana yang dominan, dst. Kemudian kita tindak lanjuti dengan gaya mengajar-belajar yang tepat untuk buah hati kita tercinta.



Cara mengajar berdasarkan tipe gaya belajar:


Tipe Visual:


1. Menggunakan buku teks dan buku-buku penunjang lain yang menarik (eye catching).

2. Menggunakan multimedia seperti in focus dan komputer

3. Menggarisbawahi kata kunci, kalimat atau paragraph yang penting dengan highlighting

4. Menggunakan poster atau gambar

5. Membuat peta pemikiran dengan tulisan warna-warni


Tipe Auditori :


1. Berbicara dengan suara jernih, jelas dengan intonasi yang terarah dan bertenaga.

2. Mengadakan sesi tanya jawab

3. Menggunakan metode diskusi dengan rekan-rekannya

4. Membacakan kisah atau kasus dan meminta tanggapan dari peserta didik

5. Membacakan teks untuk dihafal atau dilafalkan, peserta didik mengulang untuk memperkuat hafalan.


Tipe Kinestetik:


1. Merancang obyek untuk memperdalam pemahaman

2. Membuat aktivitas di alam terbuka

3. Bermain peran

4. Menggunakan gerakan tubuh untuk menjelaskan sesuatu

5. Praktikum dan diskusi


Karena tidak menutup kemungkinan anak-anak memiliki 2-3 tipe di atas sekaligus, apalagi jika mengajar anak banyak dengan tipe yang beragam, maka hendaknya pengajar pandai memadupadankan cara mengajar agar mengakomodasi semua kebutuhan anak.


Referensi:

Quantum Learning (Bobby de Porter)

Genius Learning Strategy (Adi W. Gunawan)

*dengan editan seperlunya*


Photo : inima****